Minggu, 16 Februari 2014

materi sejarah indonesia

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 TEMA : MASYARAKAT PRAAKSARA DAN AKSARA A.Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B.Kompetensi Dasar : 1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya 1.2. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkanya dalam kehidupan seharihari 2.1 .Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam. 2.2 Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya. 2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah 3.1 Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah 4.1. Menyajikan informasi mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis (diakronik ) , sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah C.Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1. Setelah mempejari kegiatan Pembelajaran 1 ini, siswa diharapkan : 1. Dapat menunjukan rasa syukur dengan adanya peninggalan / bukti dari praaksara dan aksara 2. Dapat menunjukan sikap peduli akan kelestarian peninggalan dari masyarakat praaksara dan aksara 3. Dapat berlaku jujur dalam mengerjakan tugas yang berhubungan dengan materi peninggalan dari masyarakat praaksara dan aksara 4. Dapat menjelaskan masyarakat praakasara / prasejara 5. Dapat menjelaskan dua sumber praaksara/ prasejarah 6. Dapat menjelaskan pengertian sejarah menurut etimologi/ asal-usul kata 7. Dapat mnyebutkan pengertian sejarah menurut Herodotus danMoh Yamin. SH 8. Dapat menjelaskan 3 sumber sejarah 9. Dapat menjelaskan tentang pengertian bukti dan fakta sejarah 10. Dapat menyebutkan dan menjelaskan 5 ilmu bantu sejarah 11. Dapat menjelaskan 3 ciri umum dari sejarah 12. Dapat menjelaskan sejarah sebagai kisah, peristiwa dan ilmu 13. Dapat menyebutkan dan menjelaskan 4 kegunaan dari mempelajari sejarah 14. Dapat menjelaskan periodisasi dan kronologi dalam sejarah 15. Dapat memberikan contoh periodisasi dan kronologi dalam sejarah D.URAIAN MATERI HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH( Masyarakat Praaksara dan aksara ) Perhatikan Gambar di bawah ini dan Identifikasi 1.Masyarakat Praksara / prasejarah Masyarakat praksara adalah kelompok manusia yang hidup pada jaman praaksara/ prasejarah, yakni masa sebelum mengenal tulisan dan jenis manusianya disebut manusia purba atau manusia prasejarah / praksara. Sumber Praaksara 1. Fosil adalah sisa-sisa kehidupan yang terpendam di dalam tanah yang telah membatu akibat proses kimiawi. Fosil ini ada bermacam-macam yaitu ada fosil kerangka manusia, hewan dan tumbuhan 2. Artefak adalah sisa-sisa kehidupan yang berupa alat-alat atau perkakas buatan manusia dari jaman praakasara/ prasejarah yang terbuat dari batu, tulang, atau bahan logam Suatu bangsa berakhir masa prasejarahnya/ praaksara setelah masyarakatnya telah mengenall tulisan, maka bangsa itu telah memasuki masa sejarah. Itulah sebabnya bangsa di dunia jaman sejarahnya tidak sama seperti bangsa Mesir misalnya telah memasuki jaman sejarah sekitar tahun 4000 SM yakni sejak ditemukannnya batu yang bertulis disebut batu Rosseta, Bangsa India memasuki jaman sejarah sejak tahun 3000 SM sedangkan Indonesia memasuki jaman sejarah sejak tahun 400 M yaitu adanya batu tulis Muarakaman sebagai peninggalan kerajaan Kutai dan batu tulis di Bogor peningggalan kerajaan Tarumanegara 2.Pengertian Sejarah Kata Sejarah berasal dari bahasa Arab, Syajarutun, artinya pohon. Maksudnya bahwa sejarah itu ibarat sebuah pohon yang terus berkembang dari akar sampai ranting. Kata Sejarah dalam bahasa Inggris ( History) mempunyai arti cerita masa lampau. Selanjutnya dalam bahasa Jerman (Geschicht) berasal dari kata geschenhen mempunyai aerti sesuatu yang pernah terjadi. Simpulannya, sejarah meskipun dalam bahasa yang berbeda mempunyai arti yang sama yaitu sesuatu yang telah berlangsung dalam kehidupan manusia. Kamus Besar bahasa Indonesia mengartikan sejarah sebagai berikut: 1. Silsilah, asal usul ( keturunan ) 2. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau 3. Riwayat Beberapa definisi sejarah yang dikemukakan oleh para ahli antara lain; 1. Herodotus, ahli sejarah pertama dunia kebangsaan Yunani yang mendapat julukan The Father oh History atau bapak sejarah. Menurut Herodotus sejarah tidak berkembang kearah depan dengan tujuan yang pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia. 2. Ibnu Kaldun, mendifinisikan sejarah sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu. 3. Moh Yamin. SH memberikan difinisi, sejarah adalah ilmu pengetahuan pada umumnya yang berhubungan dengan cerita bertarikh / tahun yang terjadi pada masyarakat manusia masa lampau sebagai hasil penyelidikan bahan tulisan dan tanda-tanda lainnya. 4. Roeslan Abdulgani, sejarah adalah Ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembnagn masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadiannnya, dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya untujk dijadikan pembendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang serta arah progress masa depan. 4. Sumber Sejarah, Bukti dan Fakta Sejarah 1.Sumber Sejarah a. Sumber tertulis adalah segala keterangan dalam bentuk laporan tertulis yang memuat fakta-fakta sejarah secara jelas. Sumber tertulis dapat ditemukan di batu, kayu, kertas dan dinding gua. Wujud sumber tertul;is dapat berupa prasasti , dukumen,naskah, surat dan buku harian. b. Sumber lisan, adalah segala keterangan yang dituturkan oleh pelaku atau saksi peristiwa yang terjadi di masa lalu. Sumber lisan merupakan sumber pertama yang digunakan manusia dalam mewariskan suatu peristiwa sejarah. Namun kadar kebenarannya sumber lisan sangat terbatas karena tergantung pada kesan, ingatan dan tafsiran si pencerita. c. Sumber Benda, adalah segala keterangan yang dapat diperoleh dari benda-bemnda peninggalan budaya atau lazim dinamakan benda-benda purbakala atau kuno. Benda-benda purbakala itu terbuat dari batu, logam, kayu atau tanah. Misalnya, kapak gerabah, keramik, patung, senjata dan gedung. Sumber benda ternyata tidak kalah pentingnya untuk menguak misteri masa lalu, terutama masa sebelum tulisan dikenal. 2. Bukti dan Fakta Sejarah a. Bukti adalah sesuatu yang dapat memperkuat kebenaran suatu pendapat maupun kesimpulan. Dalam ilmu sejarah, bukti merupakan jejak-jejak peninggalan perbuatan pada waktu lampau. Bukti sejarah tersebut dapat berupa keterangan dari para saksi atau pelaku sejarah dapat pula berupa benda-benda peninggalan baik tertulis maupun tidak tertulis b. Fakta merupakan bahan utama yang digunakan oleh sejarawan untuk menyusun cerita. Fakta adalah suatu pernyataan tentang sesuatu yang telah terjadi. Umumnya fakta erat dengan hubungannya dengan pertanyaan tentang apa, siapa,kapan , di mana. Kegiatan dari masing-masing individu, tanggal-tanggal peristiwa lokasi atau tempat kejadian. Objek-objek tertentu semuanya adalah fakta. Beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang peneliti sejarah sehubungan dengan sumber-sumbers sejarah adalah segi kepercayaan sumber, kuatnya sumber dan sahihnya sumber. Berdasarkan urutan penyampaiannya. Sumberr-sumber sejarah dapat terbagi dalam beberapa jenis sebagai berikut: a.Sumber Primer / sumber pertama, adalah peninggalan asli sejarah seperti prasasti, kronik, piagam, candi yang benar-benar dari jamannya b.Sumber Sekunder,/ sumber kedua, yaitu benda-benda tiruan dari aslinya atau sumber –sumber kepustakaan sebagai hasil penelitian ahli-ahli sejarah seperti prasasti tinulad / tiruan, laporan penelitian dan terjemahan kitab-kitab kuno. c.Sumber Tersier/ sumber ketiga adalah berupa buku-buku sejarah yang disusun berdasarkan laporan penelitian ahli sejarah tanpa melakukan penelitian langsung. 4.Ilmu Bantu Sejarah a. Numismatik, yaitu ilmu pengetahuan tentang mata uang kuno b. Arkeologi yaitu ilmu tentang kepurbakalaan c. Palaeoantropologi yaitu ilmu yang mepelajari tentang asal-usul mahluk purba d. Iconografi, yaitu ilmu tentang arca atau patung e. Philologi, yaitu ilmu tentang bahasa-bahasa kuno f. Efigrafi yaitu ilmu tentang cara-cara membaca prasasti g. Paleografi , yaitu ilmu tentang huruf kuno. h. Geologi, Ilmu yang mempelajari lapisan bumi dan batuannnya i. Paleonthologi yaitu ilmu yang mempelajari sisa-sisa kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan yang telah membatu ( Fosil dan Artefak ) 5. Ciri-Ciri Sejarah Berikut ini adalah ciri-ciri umum dalam dunia sejarah yaitu bahwa: a.Peristiwa sejarah itu abadi artinya peristiwa tersebut tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa b.Peristiwa sejarah itu unik artunya hanya terjadi satu kali saja seumur hidup, tak pernah terulang secara persis untuk kedua kalinya. c.Peristiwa sejarah itu penting karena memiliki arti dan makna terhadap kehidupan khalayak ramai dan memiliki pengaruh besar dalam perjalanan manusia yang menjalaninya. 6.Sejarah sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu dan Seni 1. Sejarah sebagai Pristiwa artinya bahwa peristiwa sejarah ditempatkan sebagai fakta, kejadian dan kenyataan yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Kejadian atau peristiwa masa lampau tersebut kemudian dijadikan dasar untuk mengetahui dan merekontruksi kehidupan manusia masa tersebut. 2. Sejarah sebagai Kisah, artinya kejadian masa lalu dibangun kembali berdasarkan ingatan atau penafsiran perorangan. Penafsiran terhadap suatu peristiwa yqang sama dapat berbeda-beda.Untuk memperoleh kisah yang verifikatif/ dapat dipertanggungjawabkan sejarawan perlu menempatkan ingatan, kesan dan tafsiran mengenai suatu peristiwa sesuai apa adanya. 3. Sejarah sebagai Ilmu, artinya sejarah ditempatkan sebagai pengetahuan tentang masa lampau yang disusun secara sistematis dan memiliki metode pengkajian ilmiah untuk dapat kebenaranya. Kebenaranc dapat dibuktikan oleh suatu dokumen yang telah diuji secara seksama keutentikannya dan kredibilitasnya sehingga dapat dianggap sebagai fakta yang ditetapkan secara ilmiah 4. Sejarah sebagai Seni artinya sejarah dihubungkan dengan cara penulisan sejarah itu sendiri. Penulisan sejarah kemungkinan merupakan seni, filsqafat, polemic dan propaganda. Penulisan sejarah sebagai seni menjadi petunjuk moral bagi pembacanya. Dengan demikian seorang sejarawan harus memiliki seni sendiri dalam menyampaikan kisah-kisah sejarah kepada pembacanya. 7.Kegunaan Sejarah 1. Edukatif, Sejarah memberikan pelajaran, sering kita mendengar ucapan” belajarlah dari sejarah” dengan mempelajari sejarah seseorang atau suatu bangsa, kita akan bercermin dan menilai peristiwa-peristiwa masa lampau yang merupakan keberhasilan/ prestasi dan p[eristiwa masa lampau merupakan kegagalan. Peristiwa masa lamapau yang positif maupun negative dijadikan hikmah. Untuk nilai positif yakni keberhasilan kita pertahamkan dan kita tingkatkan sebaliknya untuk nilai –nilai negative ,kesalaham masa silam tidak terulang kembali. Dengan demikian sejarah memberikan kearifan dan kebijaksanaan bagi yang mempelajarinya. 2.Inspiratif, Sejarah memberikan ilham atau inspirasi kepada kita, tindakan kepahlawanan dan peristiwa gemilang pada masa lalu dapat mengilhami kita semua pada taraf perjuangan yang sekarang. Peristiwa besar mengilhami kita agar mencertuskan peristiwa besar pula. Di Indonesia sejarah yang berfungsi insfiratif sringkali dijalin disekitar perjuangan para pahlawan pembela kemerdekaan selama masa imperialism dan kolonialisme 3.Instruktif, misalnya kegunaan dalam rangka pengajaran dalam salah satu kejuruan atau keterampilan seperti navigasi, teknologi, persenjataan,jurnalistik, taktik militer dan sebagainya. Fungsi dan kegunaan sejarah ini disebut yang berfungsi instruktif karena mempunyai peran membantu kegiatan menyampaikan pengetahuan atau keterampilan ( Instruksi ) 4. Rekreatif, Kegunaan sejarah sebagai suatu kisah dapat member hiburan yang segar, Melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat merasa terhibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan terasa mampu menghuipnotis pembaca. Pembaca merasa nyaman mambaca buku tulisannya. Membaca menjadi media hiburan dan rekreatif. Kita akan terpesona oleh pemandangan pada masa lampau yang dilukiskan oleh para sejarawan, dengan penuh minat kita akan berkenalan dengan cara hidup, kebiasaan, dan tindakan yang berlainan dengan yang kita alami. 5. Memberikan kesadaran Waktu, adalah kehidupan dengan segala perubahan, pertumbuhan dan perkembangannya terus berjalan melewati waktu. Kesadaran itu dikenal juga dengan kesadaran gerak sejarah. Kesadran tersebut memandang peristiwa sejarah sebagai sesuatu yang terus bergerak dari masa silam bermuara ke masa kini dan berlanjut ke masa depan 6. Memperkokoh rasa Kebangsaan / Nasionalisme. Terbentuknya suatu bangsa adanya kesamaan sejarah dan kesamaan keinginan. Perjalan sejarah bangsa Indonesia menjadi ingatan kolektif yang dapat menimbulkan rasa solidaritas dan semangat mempertebal kebangsaan. 8..Periodisasi dan Kronologi dalam Sejarah 1. Periodisasi Periodisasi atau pembabakan waktu adalah salah satu proses strukturisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, jaman atau periode. Peristiwa –peristiwa masa lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan dikelompokan menurut sifat, unit, atau bentuk sehingga membentuk satu kesatuan waktu tertentu. Periodisasi atau pembagian babakan waktu merupakan inti cerita sejarah. Tujuan periodisasi atau pembabakan waktu adalah a. Melakukan penyederhanaan,Begitu banyak peristiwa-peristiwa sejarah yang beraneka ragam disusun menjadi sederhana, sehingga mendapat ikhisar yang mudah dimengerti. b. Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah, Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakan dasar babakan waktu,masa lalu yang tidak terbatas peristiwa dan waktunya dipastikan isi,bentuk, dan waktunya menjadi bagian-bagian babakan waktu c. Mengetahui peristiwa secara kronologis.Menguraikan sejarah secara kronologis akan memudahkan pemecahan suatu masalah d. Memudahkan pengertian . Gambaran peristiwa-peristiwa masa lampau yang sedemikan banyak itu dikelompokan, disederhanakan dan diihtisarkan menjadi satu tatanan ( orde ) sehingga memudahkan pengertian e. Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan, semua peristiwa masa lampau setelah dikelompokan antara motivasi dan pengaruh peristiwa itu kemudian disususn secara sistematis Contoh periodisasi. Masa sebelum masehi ( SM/ BC ), Masa Sesudah Masehi ( M / AD ) Ada juga periodisasi berdasarkan jaman ( Sejarah Eropa ) Zaman Kuno : 478 AD Zaman Pertengahan: 476-1453 AD Zaman Baru : 1453-1789 Zaman Terbaru : 1789- ……… 2. Kronologi Ilmu sejarah meneliti dan mengkaji pertistiwa kehidupan manusia masa lamapau; jadi menyangkut konsep waktu. Adapun konsep waktu dalam sejarah berdimensi tiga, yakni masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan dating ( the past, the present, and the future ) Kronologi sejarah berkaitan dengan periodisasi sejarah.. Kronologi sejarah diperlukan karena dalam peristiwa-pristiwa sejarah terdiri dari berbagai jenis dan bentuk yang berbeda. Setiap peristiwa perlu diklasifikasi berdasarkan jenis dan bentuk peristiwanya. Peristiwa peristiwa yang telah diklasifikasikan itu lalu disususn secara runut berdasarkan waktu kejadian berlangsung. Secara runut di sini berari masing-masing peristiwa disusun dari masa paling awal hingga masa paling akhir. Peristiwa – peristiwa sejarah yang diveritakan dan disusun berdasarkan urutan kejadian tanpa member penjelasan tentang hubungan sebab akibat antara peristiwa tersebut disebut Kronik Contoh kronologi sejarah; Hari-hari terakhir kekuasaan Presiden Soeharto 12 Mei terjadi tragedy trisakti, 4 mahasiswa terbunuh 13 Mei kerusuhan Mei pecah 14 Mei demontrasi terus bertambah dan setreusnya. TUGAS KELOMPOK Masing- masing kelompok membuat rangkuman /tentang Kelompok 1. Tentang Masyarakat Praaksara Kelompok 2. Tentang masyarakat aksara/ Sejarah Kelompok 3. Tentang ilmu bantu sejarah dan ciri dari sejarah Kelompok 4. Tentang fungsi sejarah Kelompok 5. Tentang kegunaan sejarah Kelompok 6. Tentang Periodisasi dan kronologi Uji Kompetensi LATIHAN 1 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas ! 1. Jelaskan yang dimaksud dengan masyarakat praakasara / prasejara itu ! 2. Jelaskan dan beri contoh dua sumber praaksara/ prasejarah ! 3. Jelaskan yang dimaksud dengan sejarah menurut etimologi/ asal-usul kata! 4. Bagaimana pengertian sejarah menurut Herodotus dan Moh Yamin. SH ? 5. Jelaskan dan beri contoh 3 sumber sejarah ! 6. Apa yang dimaksud dengan bukti dan fakta sejarah 7. Apa yang dimaksud dengan ilmu bantu sejarah Palaeoantropologi, Geologi, Filologi,numismatik dan palaeontologi 8. Jelaskan 3 ciri umum dari sejarah 9. Jelaskan maksud dari sejarah sebagai kisah, peristiwa dan ilmu 10. Sebutkan dan jelaskan 4 kegunaan dari mempelajari sejarah 11. Apa yang dimaksud dengabn periodisasi dan kronologi dalam sejarah 12. Berikan contoh dari periodisasi dan kronologi dalam sejarah 13. Seandainya kamu menemukan fosil atau artefak apa yang akan kamu lakukan? KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 Tema: CORAK KEHIDUPAN MASYARAKAT PRA AKSARA A. Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar : 1.1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya 1.2. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkanya dalam kehidupan seharihari 2.1. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam. 2.2. Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya. 2.3. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah 3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara 4.2. Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan 4.4. Menalar informasi mengenai hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat dan menyajikannya dalam bentuk tertulis. C. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 2. Setelah mempejari kegiatan Pembelajaran 1 ini, siswa diharapkan dapat: 1. Menunjukan sikap syukur akan terbentuknya wilayah kepulauan Indonesia yang luas dan subur 2. Menunjukan sikap tanggung jaawab akan pelestarian wilayah dan peningaan sejarah khususnya jaman praaksara 3. Menunjukan sikap jujur dalam mengerjakan tugas khusunya yang berhubungan dengan materi corak kehidupan masyarakat praaksara 4. Menjelaskan teori terbentuknya bumi dentuman besar atau big bang menurut Steven Hawking 5. Menjelaskan 4 tahapan evolusi bumi menurut ilmu geologi 6. Menguraikan bagaimana terbentuknya 4 pulau besar di Indonesia 7. Mengidentifikasi corak kehidupan masyarakat praaksara masa food gathering/ mengumpulkan makanan 8. Mengidentifikasi corak kehidupan masyarakat praaksara masa food Producing/ bercocok tanam 9. Mengidentifikasi corak kehidupan masyarakat praaksara masa perundagian / mengolah logam 10. Menjebutkan 3 pembabakan hasil budaya masyaraakat praaksara pada masa jaman batu 11. Menjebutkan 3 pembabakan hasil budaya masyaraakat praaksara pada masa jaman logam 12. Menunjukan sikap tanggung jawab dalam pelestarian cagar budaya khususnya peninggalan masyarakat praaksara 13. Melaporkan secara tertulis hasil diskusi kelompok tentang corak kehidupan masyarakat praaksara di Indonesia D.Uraian Materi . CORAK KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA MASA PRAAKSARA 1. Terbentuknya Kepulauan Indonesia Perkatikan Peta dan gambar di bawah ini, Apa yang kalian pikirkan? Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Banyak teori dan penjelasan tentang penciptaan bumi, mulai dari mitos sampai kepada penjelasan agama dan ilmu pengetahuan. Kali ini kamu belajar sejarah sebagai cabang keilmuan, pembahasannya adalah pendekatan ilmu pengetahuan,yakni asumsi-asumsi ilmiah, yang kiranya juga tidak perlu bertentangan dengan ajaran agama. Salah satu di antara teori ilmiah tentang terbentuknya bumi adalah Teori “Dentuman Besar”(Big Bang), seperti dikemukaan oleh sejumlah ilmuwan dan yang mutakhir seperti ilmuwan besar Inggris, Stephen Hawking. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta mulanya berbentuk gumpalan gas yang mengisi seluruh ruang jagad raya. Jika digunakan teleskop besar Mount Wilson untuk mengamatinya akan terlihat ruang jagad raya itu luasnya mencapai radius 500.000.000 tahun cahaya.Gumpalan gas itu suatu saat meledak dengan satu dentuman yang amat dahsyat. Setelah itu, materi yang terdapat di alam semesta mulai berdesakan satu sama lain dalam kondisi suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya tersisa energi berupa proton, neutron dan elektron, yang bertebaran ke seluruh arah.Ledakan dahsyat itu menimbulkan gelembung-gelembung alam semesta yang menyebar dan menggembung ke seluruh penjuru,sehingga membentuk galaksi-galaksi bintang-bintang, matahari, planet-planet, bumi, bulan dan meteorit. Bumi kita hanyalah salah satu titik kecil saja di antara tata surya yang mengisi jagad semesta. Di samping itu banyak planet lain termasuk bintang-bintang yang menghiasi langit yang tak terhitung jumlahnya. Boleh jadi ukurannyaj auh lebih besar dari planet bumi. Bintang-bintang berkumpul dalam suatu gugusan, meskipun antarbintang berjauhan letaknya di angkasa. Ada juga ilmuwan astronomi yang mengibaratkan galaksi bintang-bintang itu tak ubahnya seperti sekumpulan anak ayam, yang tak mungkin dipisahkan dari induknya. Jadi di mana ada anak ayam di situ pasti ada induknya. Seperti halnya dengan anak-anak ayam, bintang-bintang di angkasa tak mungkin gemerlap sendirian tanpa disandingi dengan bintang lainnya. Sistem alam semesta dengan semua benda langit sudah tersusun secara menakjubkan dan masing-masing beredar secara teratur dan rapi pada sumbunya masing-masing. Selanjutnya proses evolusi alam semesta itu memakan waktu kosmologis yang sangat lama sampai beribu-ribu juta tahun. Terjadinya evolusi bumi sampai adanya kehidupan memakan waktuyang sangat panjang. Ilmu palaentologi membaginya dalam enam tahap waktu geologis. Masing-masing ditandai oleh peristiwa alam yang menonjol, seperti munculnya gunung-gunung, benua dan makhluk hidup yang paling sederhana. Proses evolusi bumi dibagi menjadi beberapa periode sebagai berikut. a. Arkaikum ( Zaman Tua )/Azoikum ( a=tidak zoon = hewan ) Zaman ini berumur 1 milyar tahun yang lalu. Pada masa ini keadaan lapisan bumi masih panas sekali dan kulit bumi masih dalam proses pembentukan, temperature bumi masih berubah-ubah. Itulas sebabnya pada saat itu belum ada tanda-tanda kehidupan. b. Palaeozoikum ( zaman hidup tua ) Zaman ni diperkirakan berumur 340 juta tahun, temperatur bumi mulai berangsur dingin, sehingga memungkinkan adanya tanda-tanda kehidupan , hewan-hewan kecil ( Mikro organisma ) hewan yang tidak bertulang belakang, jenis ikan, ampibi, dan reptile sudah ada. Zaman ini disebut zaman primer artinya zaman kehidupan pertama c. Mesozoikum ( Zaman hidup pertengahan ) Zaman ini diperkirakan berumur 140 juta tahun, pad zaman ini kehidupan sudah mulai berkembang diantaranya jenis reftil mencapai bentuk yang sangat besar misalnya, Dinosaurus panjangnya mencapai 12 meter dan Atlantasaurus mencapai 30 meter. Kecuali itu jenis burung dan binatang menyusui tingkat rendah sudah ada.Zaman ini disebut juga zaman sekunder artinya zaman kehidupan kedua , bahkan disebut zam Reftil karena jenis hewan reftil ini yang paling banyak hidup. d. Neozoikum ( Zaman kehidupan baru ) Zaman ini diperkirakan berumur 60 juta tahun yang lalu, zaman ini dibagi 2 yaitu zaman tersier dan kuarter 1. Zaman Tersier ( Zaman kehidupan ketiga ). Pada zaman ini hewan menyusui sudah mulai berkembang dan binatang raksasa mulai berkurang. Beberapa jenis monyet / kera sudah mulai hidup. 2. Zaman kuarter ( Zaman kehidupan ke empat ). Zaman ini merupakan zaman terpenting karena menurut para ahli bahwa pada masa ini sudah ada tanda-tanda kehidupan manusia. Zaman ini berlangsung sekitar 600 ribu tahun yang lalu. Zaman kuarter dibagi 2 yaitu zaman diluvium ( Kala plestosin ) dan alluvium ( kala holosen ). Zaman diluvium disebut jug zaman es , karena pada masa ini lapisan es dari kutub meluas sehingga menutup daratan Eropa Utara, Asia Utara dan Amerika Utara, Jika suhu turun drastis maka lapisan es semakin luas sehingga air laut turun disebut zaman Glasial. Sebaliknya jika suhu panas naik maka es akan mencair sehingga daerah es berkurang dan permukaan laut menjadi naik, zaman ini disebut zaman interglasial. Zaman Aluvium ( kala Holosen ) diperkirakan berlangsung sekitar 20 ribu tahun lalu dan pada zaman inilah telah hidup nenek moyang umat manusia sekarang. Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan Indonesia terletak di atas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi. Inti perut bumi tersebut berupa lava cair bersuhu sangat tinggi. Makin ke dalam tekanan dan suhunya semakin tinggi. Pada suhu yang tinggi itu material-material akan meleleh sehingga material di bagian dalam bumi selalu berbentuk cairan panas. Suhu tinggi ini terus menerus bergejolak mempertahankan cairan sejak jutaan tahun lalu. Ketika ada celah lubang keluar, cairan tersebut keluar berbentuk lava cair. Ketika larva mencapai permukaan bumi, suhu menjadi lebih dingin dari ribuan derajat menjadi hanya bersuhu normal sekitar 30 derajat. Pada suhu ini cairan lava akan membeku membentuk batuan beku atau kerak. Keberadaan kerak benua (daratan) dan kerak samudera selalu bergerak secara dinamis akibat tekanan magma dari perut bumi. Pergerakan unsur-unsur geodinamika ini dikenal sebagai kegiatan tektonis. Sebagian wilayah di Kepulauan Indonesia merupakan titik temu di antara tiga lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia di selatan, Lempeng Eurasia di utara dan Lempeng Pasifik di timur. Pergerakan lempenglempeng tersebut dapat berupa subduksi (pergerakan lempeng ke atas), obduksi (pergerakan lempeng ke bawah) dan kolisi (tumbukan lempeng). Pergerakan lain dapat berupa pemisahan atau divergensi (tabrakan) lempenglempeng. Pergerakan mendatar berupa pergeseran lempenglempeng tersebut masih terus berlangsung hingga sekarang. Perbenturan lempeng-lempeng tersebut menimbulkan dampak yang berbeda-beda. Namun semuanya telah menyebabkan wilayah Kepulauan Indonesia secara tektonis merupakan wilayah yang sangat aktif dan labil hingga rawan gempa sepanjang waktu. Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) keadaan geografis Kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti sekarang ini. Di kala itu wilayah ini masih merupakan bagian dari samudera yang sangat luas, meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase berikutnya, yaitu pada akhir masa Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan tektonis itu menjadi sangat aktif menggerakkan lempenglempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis (orogenesa laramy), sehingga menyebabkan daratan terpecah-pecah. Benua Eurasia menjadi pulau-pulau yang terpisah satu dengan lainnya. Sebagian di antaranya bergerak ke Selatan membentuk pulau-pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Banda. Hal yang sama juga terjadi pada Benua Australia. Sebagian pecahannya bergerak ke utara membentuk pulau-pulau Timor, Kepulauan Nusa Tenggara Timur dan sebagian Maluku Tenggara. Pergerakan pulau-pulau hasil pemisahan dari kedua benua tersebut telah mengakibatkan wilayah pertemuan keduanya sangat labil. Kegiatan tektonis yang sangat aktif dan kuat telah membentuk rangkaian Kepulauan Indonesia pada masa Tersier sekitar 65 juta tahun lalu. Sebagian besar daratan Sumatra, Kalimantan dan Jawa telah tenggelam menjadi laut dangkal sebagai akibat terjadinya proses kenaikan permukaan laut atau transgresi. Sulawesi pada masa itu sudah mulai terbentuk, sementara Papua sudah mulai bergeser ke utara, meski masih didominasi oleh cekungan sedimentasi laut dangkal berupa paparan dengan terbentuknya endapan batu gamping. Pada kala Pliosen sekitar lima juta tahun lalu, terjadi pergerakan tektonis yang sangat kuat, yang mengakibatkan terjadinya proses pengangkatan permukaan bumi dan kegiatan vulkanis. Ini pada gilirannya menimbulkan tumbuhnya (atau mungkin lebih tepat terbentuk) rangkaian perbukitan struktural seperti perbukitan besar (gunung), dan perbukitan lipatan serta rangkaian gunung api aktif sepanjang gugusan perbukitan itu. Kegiatan tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal masa Pleistosen, yang dikenal sebagai kegiatan tektonis Plio-Pleistosen. Kegiatan tektonis ini berlangsung di seluruh Kepulauan Indonesia. Gunung api aktif dan rangkaian perbukitan struktural tersebar di sepanjang bagian barat Pulau Sumatra, berlanjut ke sepanjang Pulau Jawa ke arah timur hingga Kepulauan Nusa Tenggara serta Kepulauan Banda. Kemudian terus membentang sepanjang Sulawesi Selatan dan Utara. Pembentukan daratan yang semakin luas itu telah membentuk Kepulauan Indonesia pada kedudukan pulau-pulau seperti sekarang ini. Hal itu telah berlangsung sejak kala Pliosen hingga awal Pleistosen (1,8 juta tahun lalu). Jadi pulau-pulau di kawasan Kepulauan Indonesia ini masih terus bergerak secara dinamis, sehingga tidak heran jika masih sering terjadi gempa, baik vulkanis maupun tektonis. Letak Kepulauan Indonesia yang berada pada deretan gunung api membuatnya menjadi daerah dengan tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi. Kekayaan alam dan kondisi geografis ini telah mendorong lahirnya penelitian dari bangsabangsa lain. Dari sekian banyak penelitian terhadap flora dan fauna tersebut yang paling terkenal diantaranya adalah peneliti Alfred Russel Wallace yang membagi Indonesia dalam dua wilayah yang berbeda berdasarkan ciri khusus baik fauna maupun floranya. Pembagian itu adalah Paparan Sahul di sebelah timur, Paparan Sunda di sebelah barat. Zona di antara paparan tersebut kemudian dikenal sebagai wilayah Wallacea yang merupakan pembatas fauna yang membentang dari Selat Lombok hingga Selat Makassar ke arah utara. Fauna-fauna yang berada di sebelah barat garis pembatas itu disebut dengan Indo-Malayan region. Di sebelah timur disebut dengan Australia Malayan region. Garis itulah yang kemudian kita kenal dengan Garis Wallacea. I Untuk lebih jelasnya bagaimana terbentuknyaa kepulauan Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok hingga kepulauan Nusa Tenggara : Pulau-pulau tersebut terbentuk karena adanya aktivitas vulkanisme di bawah permukaan bumi, hasil yang dapat dirasakan di permukaan bumi adalah adanya lava (cairan larutan magma pijar yang mengalir keluar dari dalam bumi). Lama kelamaan lava tersebut memadat bertambah besar membentuk sebuah busur pulau. Proses seperti ini dikenal sebagai Island Arc. 2. Pulau Sulawesi : Pulau Sulawesi terbentuk akibat pertemuan lempeng Filipina, Indo-Australia, Eurasia dan lempeng mikro lain di daerah tersebut. 3. Pulau Papua dan Kalimantan : Keduanya terbentuk dari pecahan super benua pada awal terbentuknya permukaan bumi. Teori tektonik lempeng menyebutkan bahwa dahulu seluruh daratan di muka bumi ini adalah satu daratan yang sangat luas bernama Pangea, kemudian induk benua ini terpecah menjadi dua yaitu Godwana (di Utara) dan Laurasia (di Selatan). Seiring berjalannya waktu kedua lempeng besar tersebut terpecah-pecah kembali menjadi benua-benua seperti sekarang. 4. Pulau-pulau kecil : Proses terbentuknya pulau-pulau ini lebih sederhana dibanding yang lain. Mereka berasal dari endapan pecahan kerang, koral dan binatang laut lainnya. Semakin lama semakin besar dan akhirnya terbentuklah sebuah pulau baru. Demikianlah pembelajaran singkat kita mengenai proses terbentuknya kepulauan Indonesia. Hal yang dapat dipetik adalah bagaimana kita dapat menjaga keindahan alam yang ada ini sebagai sebuah warisan agung proses pembentukan muka bumi. Kekayaan mineral yang ada di dalamnya bukanlah benda tak berharga yang dapat digunakan tanpa pertimbangan keseimbangan kehidupan. Selain itu semoga proses yang telah dijelaskan di atas menyadarkan kita untuk senantiasa siap menghadapi berbagai bencana alam yang memang menjadi bagian tak terpisahkan dari kepulauan nusantara. 3.CIRI-CIRI / CORAK KEHIDUPAN MASYARAKAT PRAAKSARA INDONESIA Amati Gambar di bawah ini, identifikasi, dan apa yang kalian pikirkan Berdasarkan fosil dan artefak manusia purba yang telah diketemukan beserta benda-benda praaksara lainnya, maka dapat diketahui ciri-ciri kehidupannya masyarakat Indonesia yang hidup pada masa praaksara. Misalnya kita dapat mengetahui mata pencaharian,kemasyarakatan,kepercayaan, kebudayaan dan bahasanya. 1. Ciri Ciri Kehidupan Masyarakat berburu dan Mengambil Makanan. Dari sumber praaksara dapat diketahui bahwa masyarakat Indonesia yang hidup pada masa praaksara pada mulanya hidup dari berburu dan mengumpulkan makanan ( Footghaterings )Hal ini sesuai dengan: a. Cara berpikir sangat sederhana, mulutnya belum bisa berbicara dan fisiknya belum memungkinkan bertindak seperti manusia sekarang b. Lingkungan hidupnya masih hutan belantara dan banyak binatang buas c. Kehidupannya sangat tergantung kepada persediaan alamnya, mereka makan dari yang disediakan alam. d. Hidupnya mengembara dari hutan yang satu ke hutan yang lain/ nomaden. Sebagai tempat berlindung dari hujan dan terik matahari serta binatang buas mereka berlindung di gua-gua sementara. e. Pada umumnya mereka bergerak tidak jauh dari daerah sumber mata air seperti danau, sungai dan pantai f. Alat-alat yang digunakan untuk berburu dan mengumpulkan makanan sangat sederhana yakni, tanduk, batu, tulang dll. Dan cara pembuatannny masih kasar dan belum diasah g. Sudah dapat menghias diri meskipun sangat sederhana h. Mereka belum bisa menggunakan bahasa, sebagai alat komunikasi mereka menggunakan isyarat berupa teriakan dan pekikan dan gerakan tubuh i. Sebagai alat tranfortasi sederhana untuk menyusuri sungai dibuat sampan dari kayu maupun bambu j. Mereka telah mengenal budaya rohani yaitu percaya pada arwah nenek moyang yang telah meninggal dunia. Hal ini ditunjukkan dari peningggalan lukisan telapak tangan dan gambar babi rusa yang bagian jantungnya tertancap panah yang ditemukan CHM Heeren Palm 1950 di Sulawesi Selatan. Lukisan tersebut simbul berburu dan pemujaan terhadap roh nenek moyang agar berhasil dalam berburu, jadi kepercayaannya bersifat animisme, dinamisme dan totenisme. Animisme artiny percaya pada roh nenek moyang yang telah meningggal, Dinamisme artinya percaya kepada benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib dan Totenisme percaya kepada binatang atau pohon yang dianggap punya kekuatan tertentu. 2. Ciri-Ciri Kehidupan Masa Bercocok Tanam Masa bercocok tanam ini dimasukan ke dalam zaman atau masa mesolithikum, neolithikum dan megalithikum. Di mana peralatannya sudah dihaluskan, manusia pendukungnya adalah homo sapien. Adapun kehidupan manusia pada masa bercocok tanam adalah sebagai berikut: a. Cara bercocok tanam yang mula-mula adalah dengan cara berladang dan berhuma, yakni dengan cara membersihkan hutan lalu menanaminya dengan tanaman yang dapat dimakan. b. Selain dapat bercocok tanam, manusia pada masa ini sudah mulai beternak dan memelihara binatang. Para ahli berpendapat bahwa binatang yang mulai diternakan/ dijinakan adalah anjing yang diduga sebagai teman berburu dan binatang babi dipelihara untuk dimakan. c. Kemampuan menyediakan makanan dan mengawetkannya ditunjang dengan kemampuan membuat gerabah/ wadah terbuat dari tanah liat yang dibakar. d. Dengan ditemukannya gerabah yang dihias dengan pola tenunan, maka dapat disimpulkan manusia pada waktu itu sudah mengenal cara menenun e. Mengenal perdagangan dengan cara menukar dengan barang yang dibutuhkan atau dengan cara barter f. Manusia pada waktu itu sudah mengenal berhias dengan ditemukannnya gelang yang terbuat dari batu yang indah dan manik – manic g. Konsep kepercayaan merupakan lanjutan masa sebelumnya di mana mayat selalu diarahkan ke gunung-gunung 3. Ciri-Ciri Kehidupan Masa Perundagian / Logam Ciri kehidupan masyarakat praaksara masa perundagian adalah sebagai berikut: a. Kehidupan sosial ekonomi masa perundagian adalah peningkatan bentuk kehidupan masa sebelumnya. Kemampuan mengolah logam khususny perunggu dan besi adalah salah satu segi yang membedakan dari masa sebelumnya yang sama sekali belum mengenal logam. b. Masyarakatnya sudah teratur c. Dalam masyarakat perundagian terdapat kelompok yang mempunyai keahlian khusus, satu bukti bahwa dalam masyarakat terdapat pembagian kerja yang baik. d. Mengingat bahan untuk membuat perunggu ( Tembaga dan timah putih ) dan bahan besi tidak terdapat disembarang tempat maka bahan tersebut harus didatangkan dari suatu tempat . hal ini berarti terdapat suatu perdagangan yang meliputi berbagai daerah e. Kemakmuran pada waktu itu antar lain disebabkan perkembngan tehnik pertanian khusunya alat-alat besi seperti cangkul dll dan merek telah mengenal bersawah. f. Kepercayaan, tidak berbeda dengan masa bercocok tanam yang membedakannnya hanyalah upacara-upacara lebih mewah dan lebih rumit, benda yang dipergunakanya lebih indah karena terbuat dari perunggu 2.Pembabakan Masa Praaksara Menurut Bahan Yang Digunakan Untuk Membuat Alat-alat Kehidupan Berdasarkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat alat-alat kehidupan, maka pembabakan praaksara Indonesia adalah sebagai berikut; a. Zaman Batu Zaman batu adalah zaman suatu masa ketika manusia praaksara menggunkan alat- alat kehidupan yang bahanya terbuat dari batu. Zaman batu ini dibagi dalam 4 zaman yaitu; 1. Palaeolithikum / Zaman batu tua Zaman ini berlangsung sekitar 600.000 tahun. Disebut zaman batu tua karena alat-alat yang dibuat dari batu cara pembuatannya masih kasar dan belum diasah. Misalnya kapak genggam, atau alat penetak ( Copper ), alat serpih, flakes, dsb.Jenis manusia purba yang hidup pada masa ini adalah megantropus Palaeojavanicus. Manusianya belum bertempat tinggal tetap tetapi mengembara sambil berburu dan mengumpulkan makanan. 2. Mesozoikum / Zaman batu pertengahan Pada zaman ini alat-alat yang terbuat dari batu telah dibuat lebih bagus, halus dan diasah. Misalnya kapak genggam/ pebble telah diassah bagian ketajamannya dan bentuknya menyerupai kapak persegi, alat lainnnya bervariasi seperti mata tombak, mata panah, perhiasan dll. Jenis manusia yang hidup pada masa ini adalah Pithecantropus Erektus. Manusianya sudah bertempat tinggal di gua-gua atau di atas pohon dan hidup berkelmpok-kelompok dan telah mengenal bercocok tanam di lading. 3. Neolithikum / zaman batu muda Pad zaman ini alat-alat dari batu telah dibuat dan dibentuk lebih halus lagi, sehingga hasilnya sangat indah, bahanya sudah dari batu pilihan seperti dari batu api, kalsedon/ batu indah. Jenis dan bentuknya berbeda-beda seperti senjata, perkakas rumah tangga, alat berccoco tanam seperti cangkul, kapak persegi, kapak bahu, kapak lonjong dsb. Mreka telah mengenal bercocok tanam di sawah dan hidup diperkampungan dengan membuat rumah dari bamboo maupun kayu, Jenis manusia yang hidup pada masa ini adalah jebnis manusia Homo Wajakensis dan Homo Soloensis. b. Zaman Logam Zaman logam adalah suatu masa dalam zaman praaksara ketika manusia purba dapat membuat alat kehidupa yang bahannya terbuat dari logam yaitu besi campur perunggu. Zaman ini disebut zaman perundagian/ zaman pertukangan. . Zaman logam dibagi ke dalam 3 zaman yaitu: 1. Zaman Tembaga Zaman tembaga di Indonesia tidak dikenal karena benda-benda peninggalnnya dari zaman ini tidak ditemukan di Indonesia. 2. Zaman Perunggu Zaman perunggu adalah suatu masa dalam zaman praaksara ketika manusia purba telah dapat membuat alat kehidupan yang bahanya terbuat dari perunggu seperti kapak corong,nekara, arca,perhiasan,manic-manik, candrasa, moko dll.Budaya perunggu ini berasal dari Dongson / Vietnam karena itu disebut budaya Dongson.Hal ini menunjukan perdagangan pada masa itu telah meluas sampai ke Indonesia. 3. Zaman Besi Zaman besi ini adalah zaman terakhir dari praaksqara Indonesia. Zaman besi ini tidak bisa dilepaskan dengan zaman perunggu . bahkan pada masa ini mereka telah membuat alat-alat dari besi campur perunggu seperti kapak corong, cangkul, bajak. Mata panah, pisau, sabit dll. Masyarakat pada masa ini telah maju. Pertanian, pelayaran,perdagangan dan pertukangan dsb telah semakin berkembang. Tingkat kesejahteraan masyarakatpun telah makmur dan sejahtera. Tugas Kelompok : membuat laporan berupa rangkuman tentang: 1. terbentuknya kepulauan Indonesia 2. Corak kehidupan msyarakat praaksara masa food gathering 3. Corak kehidupan msyarakat praaksara masa food producing 4. Corak kehidupan msyarakat praaksara masa food gathering 5. Pembabakan masyarakat praaksara masa jaman batu 6. Pembabakan masyarakat praaksara masa logam .UJI KOMPETENSI Latihan 2 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas 1. Jelaskan bagaimana terbentuknya bumi menurut teori dentuman besar atau big bang menurut Steven Hawking ! 2. Jelaskan 4 tahapan evolusi bumi menurut ilmu geologi! 3. Coba uraikan bagaimana terbentuknya 4 pulau besar di Indonesia 4. identifikasi bagaiman corak kehidupan masyarakat praaksara masa food gathering/ mengumpulkan makanan itu ? 5. Identifikasi bagaimana corak kehidupan masyarakat praaksara masa food Producing/ bercocok tanam? 6. Identifikasi bagaimana corak kehidupan masyarakat praaksara masa perundagian / mengolah logam itu ? 7. Jelaskan 4 pembabakan/pembagian masyaraakat praaksara berdasar alat yang digunakan pada masa jaman batu 8. Jelaskan 3 pembabakan masyaraakat praaksara berdasar alat yang digunakan yaitu logam 9. Usaha-usaha apa yang harus dilakukan oleh kita dalam pelestarian cagar budaya khususnya peninggalan masyarakat praaksara KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 Tema: ASAL-USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA A.Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B.Kompetensi Dasar : 1.1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya 1.2. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkanya dalam kehidupan seharihari 2.1. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam. 2.2. Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya. 2.3. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah 3.3. Menganalisis asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid 3.4. Menyajikan kesimpulan-kesimpulan dari informasi mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid) dalam bentuk tulisan. C.Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3 Setelah mempejari kegiatan Pembelajaran 1 ini, siswa diharapkan dapat: 1. Menunjukan rasa syukur dengan datangnya nenek moyang kita ke Indonesia 2. Menunjukan rasa tanggung jawab terhadap pelestarian cagar budaya di daerahnya 3. Menunjukan rasa jujur dalam mengerjakan tugas yang berhubungan dengan penyebaran nebek moyang ke Indonesia serta perkembangan manusia purba 4. Menjelaskan penyebaran manusia menurut Von Heine Geldern dari Asia ke daerah Selatan ? 5. Menyebutkan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia menurut Drs Moh Ali 6. Menyebutkan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia menurut Van Heine Geldern 7. Menyebutkan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia menurut . Dr. Brandes 8. Menjelaskan penyebaran bangsa Melayu tua / Proto melayu ke Indonesia 9. Menjelaskan penyebaran bangsa Melayu muda / Deutero Melayu ke Indonesia 10. Menyebutkan dan menjelaskan 3 kelompok bangsa primitive 11. Menjelaskan manusia purba Megantropus Javanicus 12. Menyebutkan 5 cirri-ciri manusia purba Pithecantropus 13. Menyebutkan 3 jenis manusia purba pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia 14. Menjelaskan keistemewaan dari jenis Pithecantropus Erectus disbanding jenis yang sama 15. Menyebutkana 3 jenis manusia purba homo sapien 16. Menyebutkan 6 ciri dari manusia purba jenis Homo sapien 17. Menjelaskan 3 ras pokok dari manusia Homo sapien 18. Menyajikan kesimpulan-kesimpulan dari informasi mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid) dalam bentuk tulisan D.URAIAN MATERI 1.ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA Amati gambar di bawah ini, identifikasi dan apa yang kalian pikirkan Beberapa pendapat para ahli tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut: 1. Drs. Moh. Ali. Ali menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, Cina. Pendapat ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa lebih kuat sehingga mereka pindah ke selatan, termasuk ke Indonesia. Ali mengemukakan bahwa leluhur orang Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar yang terletak di daratan Asia dan mereka berdatangan secara bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari 3.000 hingga 1.500 SM (Proto Melayu) dan gelombang kedua terjadi pada 1.500 hingga 500 SM (Deutro Melayu). Ciri-ciri gelombang pertama adalah kebudayaan Neolitikum dengan jenis perahu bercadik-satu, sedangkan gelombang kedua menggunakan perahu bercadik-dua. 2. Prof. Dr. H. Kern .Ilmuwan asal Belanda ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia. Kern berpendapat bahwa bahasa - bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, Mikronesia memiliki akar bahasa yang sama, yakni bahasa Austronesia. Kern menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berawal dari satu daerah dan menggunakan bahasa Campa. Menurutnya, nenek-moyang bangsa Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik menuju kepulauan Indonesia. Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa yang dipergunakan di daerah Campa dengan di Indonesia, misalnya kata “kampong” yang banyak digunakan sebagai kata tempat di Kamboja. Selain nama geografis, istilah-istilah binatang dan alat perang pun banyak kesamaannya. Tetapi pendapat ini disangkal oleh K. Himly dan P.W. Schmidt berdasarkan perbendaharaan bahasa Campa. 3. Willem Smith . Melihat asal-usul bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa oleh orang-orang Indonesia. Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa yang dipakai, yakni bangsa yang berbahasa Togon, bangsa yang berbahasa Jerman, dan bangsa yang berbahasa Austria. Lalu bahasa Austria dibagi dua, yaitu bangsa yang berbahasa Austro Asia dan bangsa yang berbahasa Austronesia. Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan Polinesia 4. Prof. Dr. Sangkot Marzuki. Menyatakan bahwa nenk moyang bangsa Indonesia berasal dari Austronesia dataran Sunda. Hal ini didasarkan hasil penelusuran DNA fosil. Ia menyanggah bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, karena Homo Erectus atau Phitecantropus Erectus ini tidak ada kelanjutannya pada manusia saat ini. Mereka punah dan digantikan oleh manusia dengan species baru, yang sementara ini diyakini sebagai nenek moyang manusia yang ditemukan di Afrika. 5. Van Heine Geldern. Pendapatnya tak jauh berbeda dengan Kern bahwa bahasa Indonesia berasal dari Asia Tengah. Teori Geldern ini didukung oleh penemuan-penemuan sejumlah artefak, sebagai perwujudan budaya, yang ditemukan di Indonesia mempunyai banyak kesamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia. 6. Prof. Mohammad Yamin . Yamin menentang teori-teori di atas. Ia menyangkal bahwa orang Indonesia berasal dari luar kepulauan Indonesia. Menurut pandangannya, orang Indonesia adalah asli berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Ia bahkan meyakini bahwa ada sebagian bangsa atau suku di luar negeri yang berasal dari Indonesia. Yamin menyatakan bahwa temuan fosil dan artefak lebih banyak dan lengkap di Indonesia daripada daerah lainnya di Asia, misalnya, temuan fosil Homo atau Pithecanthropus soloensis dan wajakensis yang tak ditemukan di daerah Asia lain termasuk Indocina (Asia Tenggara). 7. Prof. Dr. Krom. Menguraikan bahwa masyarakat awal Indonesia berasal dari Cina Tengah karena di daerah Cina Tengah banyak terdapat sumber sungai besar. Mereka menyebar ke kawasan Indonesia sekitar 2.000 SM sampai 1.500 SM. 8. Dr. Brandes . Berpendapat bahwa suku-suku yang bermukim di kepulauan Indonesia memiliki persamaan dengan bangsa-bangsa yang bermukim di daerah-daerah yang membentang dari sebelah utara Pulau Formosa di Taiwan, sebelah barat Pulau Madagaskar; sebelah selatan yaitu Jawa, Bali; sebelah timur hingga ke tepi pantai bata Amerika. Brandes melakukan penelitian ini berdasarkan perbandingan bahasa. 9. Hogen. Menyatakan bahwa bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatera. Bangsa Melayu ini kemudian bercampur dengan bangsa Mongol yang disebut bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) dan Deutro Melayu (Melayu Muda). Bangsa Proto Melayu kemudian menyebar di sekitar wilayah Indonesia pada tahun 3.000 hingga 1.500 SM, sedangkan bangsa Deutro Melayu datang ke Indonesia sekitar tahun 1.500 hingga 500 SM. 10. Max Muller. Berpendapat lebih spesifik, yaitu bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia Tenggara. Namun, alasan Muller tak didukung oleh alasan yang jelas. 11.Mayundar. Berpendapat bahwa bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia berasal dari India, lalu menyebar ke wilayah Indocina terus ke daerah Indonesia dan Pasifik. Teori Mayundar ini didukung oleh penelitiannya bahwa bahasa Austria merupakan bahasa Muda di India bagian timur. 12. Mens. Berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari bangsa Mongol yang terdesak oleh bangsa bangsa yang lebih kuat, sehingga mereka terdesak ke selatan termasuk kawasan Indonesia. 13. Sultan Takdir Alisyahbana. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berasal dari melayu karena berdasarkan rumpun bahasa yang memiliki kesamaan. 14. Gorys Kraf. Indonesia kebudayaannya lebih tinggi dari kebudayaan wilayah sekitarnya, yang berarti induknya berasal dari Indonesia. 15.Harry Truman Simandjutak. Bahwa bahasa yang banyak digunakan di Indonesia berasal dari Bahasa Austronesia yang induknya ada di Pulau Formosa, Taiwan. Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh sejarawan Belanda, Von Heine Geldern, diterangkan bahwa sejak tahun 2000 SM yang bersamaan dengan zaman Neolithikum sampai dengan tahun 500 SM yang bersamaan dengan jaman Perunggu mengalirlah gelombang perpindahan penduduk dari Asia ke pulau-pulau sebelah Selatan daratan Asia. Pulau-pulau di sebelah Selatan Asia disebut Austronesia ( Austro artinya selatan, nesos artinya pulau). Bangsa Austronesia mendiami wilayah yang amat luas, meliputi pulau-pu;au yang membentang dari Madagaskar ( sebelah Barat ) sampai ke pulau Paskah ( Sebelah Timur ) dan Taiwan sebelah Utara sampai Selanadia Baru sebelah Selatan. Pendapat Von Heine Geldern ini diperkuat dengan penemuan peralatan manusia purba berupa beliung batu yang berbentuk persegi di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi bagian barat. Beliung seperti ini di Asia banyak ditemukan di Malaysia, Myanmar, Vietnam, dan Kampucha terutama di wilayah Yunan. Perpindahan penduduk gelobang ke dua terjadi pada tahun 400 – 300 SM bersamaan dengan zaman Perunggu. Perpindahan ini membawa kebudayaan Perunggu seperti kapak sepatu, dan nekara atau gendering yang berasal dari daerah Dong Son. Oleh karena itu kebudayaan perunggu di Indonesia disebut juga kebudayaan Dong Son. Pendukung budaya Dong Son adalah orang-orang Austronesia yang tinggal di pulau-pulau antara benua Asia dan Australia . Kedatangan bangsa Austronesia yang berasal dari Yunan ke Indonesia terjadi pada sekitar tahun 2000 SM pula. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa mereka inilah nenek moyang bangsa Indonesia. Pendapat demikian jug pernah dikemukakan oleh Dr. H. Kern pad tahun 1899 melalui penelitian berbagai bahasa daerah ( ada 113 bahasa daerah )di Indonesia. Simpulannya bahwa bahasa daerah tersebut dahulunya berasal dari satu rumpun bahasa yang disebut bahasa Austronesia Nenek moyang bangsa Indonesia meninggalkan daerah Yunan disekitar hulu sungai Salwen dan sungai Mekhong yang tanahnya sangat subur diperkirakan karena bencana alam atau serangan dari suku bangsa lain. Alat transfortasi yang digunakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia adalah Perahu Bercadik . Mereka berlayar secara berkelompok tanpa mengenal rasa takut dan menempati berbagai pulau dan sqalah asatu tempat yang merek pilih adalah nusantara. Hal ini menunjukan bahw nenek moyang bangsa Indonesia adalah pelaut-pelaut yang ulung yang mempunyai jiwakelautan yang mendalam. Nenek moyang bamngsa Indonesia mempunyai kebudayaan kelautan yaitu sebagai penemu model asli perahu bercadik yang merupakan cirri khas kapal bangsa Indonesia. Orang-orang Austronesia yang memasuki wilayah Nusantara dan kemudian menetap disebut bangsa Melayu Indonesia . Mereka inilah yang menjadi nenek langsung bangsa Indonesia sekarang. Bangsa Melayu itu dapat dibedakan menjadi dua suku bangsa 1. Bangsa Melayu Tua ( Proto Melayu ) Bangsa Melayu Tua adalah orang-orang Austronesia dari Asia yang pertama kali datang ke nusantara pada sekitar tahun 1500 SM. Bangsa Melayu Tua memasuki wuilayah nusantara melalui du jalur, yaitu: a.Jalur Barat melalui malaysia –Sumatera b. Jalur Utara atau Timur melalui Fhilipina – Sulawesi. Bangsa Melayu Tua memiliki kebudayaan yang lebih tinggi dari pada manusia purba.Kebudayaan bangsa Melayu Tua disebut kebudayaan batu baru atau neolithikum. Meskipun hampir semua peralatan merek terbuat dari batu. Pembuatannya sudah dihaluskan. Hasil budaya zaman ini yang terkenal adalah kapak persegi yang banyak ditemukan di wilayah Indonesia bagian Barat ( Sumatera, jawa, Kalimantan,dan Bali ). Menurut penelitian Van Heekertn di Kalumpang ( Sulawesi Utara ) telah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dan kapak lonjong yang dibawa oleh orang-orang Austranesia yang dating dari arah utara atau melalui Fhilipina dan Sulawesi.Suku bangsa Indonesia yang termasuk anak keturunan bangsa Proto Melayu adalah suku Dayak dan Suku Toraja 2. Bangsa Melayu Muda ( Deutero Melayu ) Pada kurun waktu tahun 400-300 SM adalah gelombang ke dua nenek moyang bangsa Indonesia dating ke nusantara. Bangsa melayu muda ( Deutero Melayu ) berhasil mendesak dan berasimilsasi dengan pendahulunya, bangsa proto melayu. Bangsa deuteron Melayu memasuki wilayah nusantara melalui jalur Barat mereka menempuh rute dari Yunan ( Teluk Tonkin ), Vietnam, semenanjung Malaysia, dan akhirnya sampai di Nusantara.Bangsa Deutero Melayu memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan bangsa Proto Melayu karena mereka telah dapat membuat barang-barang dari perunggu dan besi. Hasil budayanya yang terkenal adalah kapak corong, kapak serpatu, dan nekara. Selain kebudayaan logam, bangsa Deutro Melayu juga mengembangkan kebudayaan megalithikum,, misalnya menhir / tugu batu,dolmen / meja batu,sarkopagus/ keranda mayat, kubur batu, dan punden berundak Suku bangsa Indonesia yang termasuk ketuirunan bangsa Melayu muda adalah suku Jawa dan Melayu dan Bugis. 3. Bangsa Primitif Sebelum kelompok bangsa melayu memasuki Nusantara sebenarnya telah ada kelompok manusia yang lebih dahulu tinggal di wilayah tersebut . Mereka termasuk bangsa primitive dengan budayanya yang sangat sederhana.Mereka yang termasuk bangsa primitive adalah; a. Manusia Pleistosin ( Purba ) Kehidupan manusia purba ini selalu berpindah tempat dengan kemampuan yang sangat terbatas. Demikian juga dengan kebudayaannnya sehingga corak kehidupannnya manusia purba ini tidak dapat diikuti kembali kecuali beberapa aspek saja. Misalnya teknologinya yang masih sangat sederhana ( Teknologi Paleolitik ) b. Suku Wedoid Sisa-sisa suku Widoid sampai sekarang masih ada misalnya suku Sakai di Siak serta suku Kubu diperbatasan Jambi dan Palembang. Mreka hidup dari meramu/ mengumpulkan hasil hutan dan berkebudayaan sederhana. Mreka juga sulit sekali menyesuaikan diri dengan masyarakat modern. c. Suku Negroid Di Indonesia sudah tidak terdapat lagi sisa-sisa kehidupan suku negroid. Akan tetapi di pedalaman Malayasia dan fhilipina keturunan suku negroid masih ada.Suku yang maasuk suku negroid misalnya suku Semang di Semenanjung malysia dan suku negrito di Pfilipina 2.Proses Perkembangan Manusia Manusia Purba di Indonesia Pernahkah kamu mendengar tentang Situs Manusia Purba Sangiran? Kini Situs Manusia Purba Sangiran telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia, tentu ini sangat membanggakan bangsa Indonesia. Pengakuan tersebut tentu didasari berbagai pertimbangan yang kompleks. Satu di antaranya karena di wilayah tersebut tersimpan ribuan peninggalan manusia purba yang menunjukkan proses kehidupan manusia dari masa lalu. Sangiran telah menjadi sentra kehidupan manusia purba Berbagai penelitian dari para ahli juga dilakukan di sekitar Sangiran. Beberapa temuan fosil di Sangiran telah mendorong para ahli untuk terus melakukan penelitian termasuk di luar Sangiran. Dari Sangiran kita mengenal beberapa jenis manusia purba di Indonesia. Setelah ditetapkan sebagai warisan dunia, Situs Manusia Purba Sangiran dikembangkan sebagai pusat penelitian dalam negeri dan luar negeri, serta sebagai tempat wisata. Selain itu Sangiran juga memberi manfaat kepada masyarakat di sekitarnya, karena pariwisata di daerah tersebut. Peninggalan manusia purba untuk sementara ini yang paling banyak ditemukan berada di Pulau Jawa. Meskipun di daerah lain tentu juga ada, tetapi para peneliti belum berhasil menemukan tinggalan tersebut atau masih sedikit yang berhasil ditemukan, misalnya di Flores. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa penemuan penting fosil manusia di beberapa tempat. 1. Sangiran Perjalanan kisah perkembangan manusia di dunia tidak dapat kita lepaskan dari keberadaan bentangan luas perbukitan tandus yang berada diperbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Lahan itu dikenal dengan nama Situs Sangiran. Di dalam buku Harry Widianto dan Truman Simanjuntak, Sangiran Menjawab Dunia diterangkan bahwa Sangiran merupakan sebuah kompleks situs manusia purba dari Kala Pleistosen yang paling lengkap dan paling penting di Indonesia, dan bahkan di Asia. Lokasi tersebut merupakan pusat perkembangan manusia dunia, yang memberikan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu. Situs Sangiran itu mempunyai luas delapan kilometer pada arah utara-selatan dan tujuh kilometer arah timur-barat. Situs Sangiran merupakan suatu kubah raksasa yang berupa cekungan besar di pusat kubah akibat adanya geologis itu menyebabkan tersingkapnya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba dan binatang, termasuk artefak. Berdasarkan materi tanahnya, Situs Sangiran berupa endapan lempung hitam dan pasir fluviovolkanik, tanahnya tidak subur dan terkesan gersang pada musim kemarau. Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemullintahun 1864, dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso, bagian dari wilayah Sangiran. Semenjak dilaporkan Schemulling situs itu seolah-olah terlupakan dalam waktu yang lama. Eugene Dubois juga pernah datang ke Sangiran, akan tetapi ia kurang tertarik dengan temuan-temuan di wilayah Sangiran. Pada 1934, G.H.R von Koenigswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung yang terletak sekitar dua km di barat laut kubah Sangiran.Artefak litik itulah yang kemudian menjadi temuan penting bagi Situs Sangiran. Semenjak penemuan von Koenigswald, Situs Sangiran menjadi sangat terkenal berkaitan dengan penemuan-penemuan fosil Homo erectus secara sporadis dan berkesinambungan. Homo erectus adalah takson paling penting dalam sejarah manusia, sebelum masuk pada tahapan manusia Homo sapiens, manusia modern. Situs Sangiran tidak hanya memberikan gambaran tentang evolusi fisik manusia saja, akan tetapi juga memberikan gambaran nyata tentang evolusi budaya, binatang, dan juga lingkungan. Beberapa fosil yang ditemukan dalam seri geologis-stratigrafis yang diendapkan tanpa terputus selama lebih dari dua juta tahun, menunjukan tentang hal itu. Situs Sangiran telah diakui sebagai salah satu pusat evolusi manusia di dunia. Situs itu ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada 1996, yang tercantum dalam nomor 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage List) UNESCO 2. Trinil, Ngawi, Jawa Timur Trinil adalah sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, masuk wilayah administrasi Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Tinggalan purbakala telah lebih dulu ditemukan di daerah ini jauh sebelum von Koenigswald menemukan Sangiran pada 1934. Ekskavasi yang dilakukan oleh Eugene Dubois di Trinil telah membawa penemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagi dunia pengetahuan. Penggalian Dubois dilakukan pada endapan alluvial Bengawan Solo. Dari lapisan ini ditemukan atap tengkorak Pithecanthropus erectus, dan beberapa buah tulang paha (utuh dan fragmen) yang menunjukkan pemiliknya telah berjalan tegak. Manusia purba adalah jenis manusia yang hidup pad jaman Pleistosen yang memiliki cirri amat sederhana baik bentuk fisik, kecerdasan, maupun tingkat peradabannya. Zaman Pleistosen di Indonesia kira-kira 1.9 juta tahun yang lalu. Karena lamanya waktu sisa-sisa manusia purba sudah membatu atau berubah jadi fosil. Oleh karena itu manusia purba juga sering disebut manusia Fosil. Manusia purba yang pernah hidup di Indonesia berdasarkan temuan fosil yang ada dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu Megantropus, Pithecantropus dan Homo. Manusia jenis Megantropus maerupakan jenis manusia purba paling primitive. Sementara itu jenis manusia purb homo merupakan jenis manusia purba yang paling mendekati bentuk manusia sekarang. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahw daerah lembah sungai Bengawan Solo paling banyak ditemukan fosil manusia purba., termasuk juga di lembah sungai Brantas, disekitar Mojokerto dan Wajak. Dari perbagai penemuan fosi dan peralatan dari batu tersebut menunjukan bahwa daerah lembah Bengawan Solo dan lembah sungai Berantas pad zaman dahulu merupakan tempat pemukiman manusia purba. Fosil-fosil manusia purba yang telah ditemukan di Indonesia antar lain sebagai berikut: 1.Meganthropus Palaeojavanicus ( Manusia Raksasa dari Jawa ) Jenis manusia purb ini mempunyai bentuk paling primitive, Fosil Meganthropus ditemukan oleh Von Koenigswald di daerah Sangiran pada lapisan Pucangan/ Pleistosin Bawah. Tahun 1936 dan 1941. Hasil temuan fosil tersebut berupa rahang bagian atas dan bawah. Pada tahun 1952 Marks jugamenemukan fosil rahang bawah manusia megantropus yang lain pada lapisan Kabuh ( Pleistosin Tengah ) di Sangiran. Meganthropus Palaeojavanicus mempunyai tubuh yang kekar, berahang besar dan diperkirakan sebagai manusia purb atertua. Gerahamnya menunjukkan cirri manusia, tetapi mendekati ciri kera, yaitu tidak berdagu. Meganthropus diduga hidup 2 juta sampai dengan 1 juta tahun yang lalu. 2.Pithecantropus ( Manusia Kera ) Pada tahun 1936 Tjokrohandoyo yang bekerja di bawah pimpinan ahli purbakala Duyfjes menemukan fosil tengkorak anak-anak di Kepuhklagen sebelah Utara Perning / Mojokerto. Fosil tersebut di ditemukan pada lapisan Pucangan / Plestosin Bawah dan dinamakan Fithecantropus Mojokertensis. Manusia purba ini tergolong jenis Pithecanropus yang paling tua. Jenis Pithecantropus mempnyai cirri-ciri antara lain Sbb a. Badan tegap, tetapi tidak seperti megantropus b. Bertinggi badan 165-180 cm c. Tulang raham dan gerahan kuat serta bagian kening menonjol d. Wajah tidak mempunyai dagu e. Volume otak belum sempurna seperti jenis homo 700-1.300cc f. Tulang atap tengkorak tebal dan berbentuk lonjong g. Alat pengunyah dan otot tengkuk sudah mengecil h. Hidup diperkirakan 1-25 Juta tahun lalu i. Makanannya masih kasar dengan sedikit pengolahan Jenis Pithecantropus yang ditemukan di Indonesia adalah sebagai berikut: a. Pithecantropus Mojokertensis ( Manusia Kera dari Mojokerto ) G.H.R.Von Koenigwald pada tahun 1936-1941 melakukan penelitian di sekitar sungai bengawan Solo. Tahun 1936 menemukan fosil tengkorak anak-anak di dekat Mojokerto. Berdasar taju putting dan sendi rahang bawahnya diperkirakan usia mahluk itu 5-6 tahun dan mahluk itu disebut homo Mojokertensis .GHR Von Keonigswal membagi lapisan diluvium lembah sungai Bengawan Solo menjadi 3 bagian yaitu; 1. Lapisan Jetis ( Pleistosen Bawah0 2. Lapisan Trinil ( Pleistosin Tengah ) 3. Lapisan Ngandong ( Pleistosen Atas ) Berdasrkan pembagian lapisan diluvium tersebut Pithecantropus temuan Dubois menempati lapisan Trimil, Pitecantropus yang menempati lapisan Jetis mempunyai tubuh paling besar dan kuat sehingga sisebut Pithecantropus Robustus, Pad lapisan Jetis /pleistosin Bawah itulah tempat homo mojokertensiss berada sehingga mahluk itu dinamakan Pithecantropus mojokertensis. b. Pithecantropus Soloensis ( Manusia kera dari Solo ) Pithecantropus yang masih bertahan hidup sampai akhir Pleistosen Tengah adalah Pitehecantropus Soloensis. Fosil pertama ditemukan di Ngandong. Di tepi sungai Bengawan Solo pada tahun 1931-1934 oleh GHR Koenigswald, Oppennorth,dan Ter Haar. Hasil temuannnya berupa fosil bagian atap tengkorak,tulang dahi, pragmen tulang pendinding,dan tulang kering. Dari penemuan tersebut, jenis kelamin,usia, bahkan kapasitas otaknya adapat diukur. c. Pithecantropus Erectus ( Manusia Kera berjalan Tegak ) Pada tahun 1890 seorang ahli purbakala Belanda Eugene Dubois menemukan fosil manusia purba di desa Trinil / Ngawi Jawa Timur. Di lembah Bengawan Solo. Fosil tersebut setelah diteliti dan direkonstruksi ternyata membentuk kerangka manusia yang menyerupai kera sehingga dinamakan Pithecantropus Erectus yang berarti manusia kera berjalan tegak. Berdasarkan penelitian pada temuan posil yang ada dapat disimpulkan bahwa Pithecantropus Erectus mempunyai cirri-ciri antara lain sebagai berikut: 1. Berbadab tegap dengan alat pengunyah kuat 2. Tinggi badan sekitar 165-170 cm dengan berat badan 100 kg 3. Berjalan tegak 4. Makanan masih kasar dengan sedikit pengolahan 5. Hidupnya diperkirakan 1 juta- 0,5 juta tahun yang lalu. Pitecantropus Erectus dianggap sebagai misingling karena keadaan antar manusia dank era karena mempunyai volume otak 900 cc d. Homo ( Manusia ) Fosil manusia purba jenis homo adalah jenis manusia purba yang mendekati cirri-ciri manusia modern.Jenis manusia homo mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: 1. Cirri-ciri tubuh lebih maju dibanding pithecanthropus 2. Volume otak lebih besar berkisar 1000-2000cc dengan rata-rata 1.350-1450cc 3. Alat pengunyah rahang,gigi dan otot tenggkuk sudah mengecil 4. Otak besar dan kecil sudah berkembang terutam kulit dan otaknya 5. Berjalan lebih tegak 6. Tinggi badan 130-210 cm dengan berat badan 30-150 kg 7. Muka tidak terlalu menonjol ke depan 8. Tulang tengkorak mulai membulat 9. Berkemampuan membuat peralatan dari batu dan tulang meskipun masih sederhana. Jenis manusia purba Homo yang ditemukandi Indonesia adalah sebagai berikut: a. Homo Wajakensis ( Manusia dari wajak ) Pada tahun 1889 Von Reitschoten menemukan fosil manusia purba jenis homo di daerah wajak dekat Campur darat, Tulung Agung Jawa Timur. Temuan ini diselidiki oleh Eugene Dubois yang berupa ruas leher dan tengkorak yang mempunyai isi 1.650 cc. DFubois juga menemukan fosil 1890 terdiri frahmen tengkorak, rahang atas dan bawah, tulang keringt, dan paha. b. Homo Soloensis ( Manusia dari Solo ) Pada tahun 1931-1934 GHR Von Koenigswald dan Weidenrich menemukan fosil-fosil manusia purba di lembah sungai bengawan Solo di dekat desa Ngandong. Berdasarkan penelitian fosil –fosil yang ditemukan, homo soloensis mempunyai cirri-ciri sebagai berikut; 1. Otak kecilnya lebih besar disbanding Pithe cantropus 2. Tengkoraknya lebih besar dengan volume otak 1000 -1300cc 3. Tonjolan kening agak terputus ditengah / di atasd hidung 4. Berbadab tegap dan tingginya 180 cm c. Manusia Liang Bua Pengumuman tentang penemuan manusia Homo floresiensis tahun 2004 menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Sisa-sisa manusia ditemukan di sebuah gua Liang Bua oleh tim peneliti gabungan Indonesia dan Australia. Sebuah gua permukiman prasejarah di Flores. Liang Bua bila diartikan secara harfiah merupakan sebuah gua yang dingin. Sebuah gua yang sangat lebar dan tinggi dengan permukaan tanah yang datar, merupakan tempat bermukim yang nyaman bagi manusia pada masa praaksara. Hal itu bisa dilihat dari kondisi lingkungan sekitar gua yang sangat indah,yang berada di sekitar bukit dengan kondisi tanah yang datar di depannya. Liang Bua merupakan sebuah temuan manusia modern awal dari akhir masa Pleistosen di Indonesia yang menakjubkan yang diharapkan dapat menyibak asal usul manusia di Kepulauan Indonesia. Manusia Liang Bua ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood pada bulan September 2003 lalu. Temuan itu dianggap sebagai penemuan spesies baru yang kemudian diberi nama Homo floresiensis, sesuai dengan tempat ditemukannya fosil manusia Liang Bua. Pada tahun 1950-an, Th. Verhoeven lebih dahulu menemukan beberapa fragmen tulang manusia di Liang Bua. Saat itu ia menemukan tulang iga yang berasosiasi dengan berbagai alat serpih dan gerabah. Tahun 1965, ditemukan tujuh buah rangka manusia beserta beberapa bekal kubur yang antara lai berupa beliung dan barang-barang gerabah. Diperkirakan Liang Bua merupakan sebuah situs neolitik dan paleometalik. Manusia Liang Bua mempunyai ciri berukuran kecil, dengan volume otak 380 cc. Kapasitas kranial tersebut berada jauh di bawah Homo erectus (1.000 cc), manusia modern Homo sapiens (1.400 cc), dan bahkan berada di bawah volume otak simpanse (450 cc). d. Homo Sapien ( Manusia Cerdik ) Fosil homo safien berasal dari dari zaman Holosen ( 40000 tahun yang lalu. Manusia ini sudah mengalami proses pengecilan pada bagian kepala dan tubuh yang lain sehingga fisiknya hamper sama dengan manusia zaman sekarang. Homo Sapien terdiri atas beberapa subspecies atau ras. Jenis homo sapien yang masih hidup dikenal ada tiga ras pokok; 1 .Ras Mongoloid Ras ini mempunyai cirri-ciri antara lain berkulit kuning dan menyebar di Asia Tengah, Timur dan sebagian di asia Selatan Dan Tenggara 2 . Ras Kaukasoid, Ras ini mempunyai cirri-ciri kulit putih,hidung mancung,dan tubuh jangkung, hidup menyebar di Eropa dan Asia Kecil ( Timur Tengah ) 3 Ras Negroid Ras ini mempunyai cirri-ciri, kulit hitam,berbibil tebal,berambut keriting, hidup menyebar di Afrika, Australia, dan Irian atau Papua ( Penduduk asli ) Selain ketiga ras pokok tersebut masih ada dua lagi ras yang penyebarannnya terbatas yaitu; 1. Ras Austromelanesoide, ras ini menyebar di kepulauan Pasifik dan pulau-pu;au diantara Asia dan Australia 2. Ras Khausanoide/ ras Indian berkulit merah yang dahulu mendiami benua Amerika dan sekarang terdesak oleh orang kulit putih Skala Waktu Geologi dan Jenis Manusia Purba Kala Jenis Manusia Holosen Pleistosen atas ( Lapisan dan Fauna Ngandong ) Pleistosin Tengah ( Lapisan dan Fauna Trinil ) Pleistosen Bawah ( Lapisan dan Fauna Jetis ) Homo Sapien Homo Wajakensis Homo Soloensis Pithecantropus Erectus Pithecantropus Robustus Pithecantropus Mojokertensis Meganthropus Palaeojavanicus Tugas Kelompok : membuat laporan berupa rangkuman materi tentang: 1. Pendapat para ahli tentang asal usul nenek moyang bangsa Indonesia 2. Kesimpulan dari pendapat para ahli tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia 3. Penyebaran Proto Melayu dan deutero melayu 4. Situs manusia purba Sangiran dan Trinil 5. Jenis manusia purba megantropus dan Phitecantropus 6. Jenis manusia purba Homo Sapien Uji Kompetensi LATIHAN 3 Jawab pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Jelaskan penyebaran manusia menurut Von Heine Geldern dari Asia ke daerah Selatan ? 2. Sebutkan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia menurut Drs Moh Ali 3. Sebutkan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia menurut Van Heine Geldern 4. Sebutkan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia menurut . Dr. Brandes 5. Jelaskan penyebaran bangsa Melayu tua / Proto melayu ke Indonesia ! 6. Jelaskan penyebaran bangsa Melayu muda / Deutero Melayu ke Indonesia ! 7. Sebutkan dan jelaskan 3 kelompok bangsa yang masuk ke dalam kelompok primitive ! 8. Coba jelaskan manusia purba Megantropus Javanicus ! 9. Sebutkan 5 ciri-ciri dari manusia purba Pithecantropus 10. Sebutkan 3 jenis manusia purba pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia ! 11. Apa keistemewaan dari jenis Pithecantropus Erectus dibanding jenis yang sama ? 12. Sebutkana 3 jenis manusia purba yang termasuk ke dalam kelompok manusia homo! 13. Sebutkan 6 ciri dari manusia purba jenis Homo 14. Jelaskan 3 ras pokok dari manusia Homo sapien KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 Tema: Hasil Budaya Masyarakat Praaksara A.Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B.Kompetensi Dasar : 1.1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya 1.2. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkanya dalam kehidupan seharihari 2.1.. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam. 2.2. Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya. 2.3. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah 3.4. Menganalisis berdasarkan tipologi hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat. 4.4. Menalar informasi mengenai hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat dan menyajikannya dalam bentuk tertulis. C.Tujuan Kegiatan Pembelajaran 4 Setelah mempejari kegiatan Pembelajaran 4 ini, siswa diharapkan dapat: 1. Menunjukan sikap syukur kepada Alloh SWT dengan banyaknya peninggalan hasil budaya masyarakat praaksara di Indonesia 2. Menunjukan sikap peduli akan kelestarian cagar budaya khususnya peninggalan hasil budaya masyarakat pra aksara 3. Menunjukan sikap jujur dalam mengerjakan tugas tentang materi hasil budaya masyarakat indonesia jaman praaksara 4. Menjelaskan 4 hasil budaya masyarakat praaksara masa berburu dan mengumpulkan makanan 5. Menjelaskan 2 hasil budaya masyarakat praaksara masa bercocok tanam dari jaman batu mesolithikum 6. Menjelaskan 4 hasil budaya masyarakat praaksara masa bercocok tanam dari jaman batu neolithikum 7. Menjebutkan 4 hasil budaya masyarakat praaksara masa bercocok tanam dari jaman batu Megalitikum 8. Membedakan hasil budaya batu palaeolitikum, mesolitikum dan neolithikum 9. Membedakan menhir dan dolmen serta waaruga sebagai hasil budaya megalitikum 10. Menjelaskan 2 cara teknik pembuatan alat terbuat dari logam 11. Menyebutkan 3 macam hasil budaya perundagian / logam 12. Membuat laporan hasil diskusi tentang hasil budaya masyarakat pra aksara di Indonesia D.URAIAN MATERI Hasil Budaya Masyarakat Indonesia Zaman Praaksara Amati gambar di bawah ini dan apa yang kalian pikirkan! 1.Hasil budaya masyarakat praaksara masa berburu dan mengumpulkan makanan,jaman batu Palaeolithikum 2. Hasil budaya Masyarakat bercocok tanam jaman mesolithikum 3. Hasil budaya Masyarakat bercocok tanam jaman Neolithikum 4, Hasil budaya Masyarakatpraaksara masa bercocok tanam jaman megalithikum 5. Hasil budaya Masyarakat praaksara masa perundagian 1.Masyarakat praksara masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Peninggalan-peninggalan masyarakat masa berburu dan mengumpulkan makanan, alat-alat kehidupannya yang digunakan masih sangat sederhana, di antaranya: 1. Kapak Genggam Yaitu alat serupa kapak yang terbuat dari batu tetapi tidak bertangkai. Cara pembuatan kapak ini masih kasar dan belum diasah. Kapak ini banyak ditemukan di daerah Pacitan ( Jawa Timur ) kartena itu disebut juga buday Pacitan. Kpak genggam ini juga biasanya disebut juga alat penetak ( Chopper ) 2. Alat-alat dari tulang dan Tanduk Alat ini berfungsi sebagai alat penusuk ( Belati ) pengorek/ penyongkel,dan ada juga yang digunakan sebagai tumbak. Alat-alat ini banyak ditemukan di daerag Ngandong, dekat Ngawi Madiun , karena itu disebut juga Kebudayaan Ngandong. 3. Flakes Merupakan alat-alat yang terbuat dari batu-batu kecil. Flakes ini banyak ditemukan di sekitar Sangiran 4. Kapak Sumatera Kapak ini bentuknya sama dengan kapak genggam. Kapak ini terbuat dari batau kali yang dipecah atau dipatahkan. Karenaa kapak ini banyak ditemukan di daerah Sumatera maka disebut juga kapak sumatera sedangkan nama ilmiahnya disebut Pebbles 2,Hasil Kebudayaan masyarakat Masa Bercocok Tanam Pada masa ini alat-alat kehidupannnya yang digunakan jauh lebih maju dibandingkan dengan masa sebelumnya. Adapun alat –alat kehidupannnya di antaranya: 1. Yang berasal dari zaman Mesolithikum a. Pebble , Alat ini mirip kapak genggam, karena dipakainya dengan cara menggenggamnya. Kpak ini disebut juga kapak Sumatera, karena banyak ditemukan di sumatera dan pendukungnya Papua Melanisoide dengan cirri-ciri, kulit hitam,rambut kriting,badab kekar dan hidung pesek. b. Lukisan pada dinding Gua, alat servih, alat dari tulang, pendukungnya Papua Melanisoide. Berdasrtkan kesimpulan dari Mme Madelaine Colani asal Perancis , Kebudayaan mesolithikum Indonesia dan Asia tenggara berasal dari Vietnam Selatan yakni Bacson Hoabin. 2. Yang Berasal dari Zaman Neolithikum a. Kapak Persegi / Beliung Persegi, alat ini merupakan budaya pemandu untuk masa bercocok tanam di wilayah Indonesia vbagian Barat. Yang kemudian dijadikan cirri khas budaya seluruh Indonesia. Alat ini digunakan untuk upacara, banyak ditemukan di Sumatera, Kalimantan, jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Kapak yang digunakan di Kalimantan dan Sulawesi utara berbeda karena pangkalannya diberi takik, dan yang ditemukan diminahasa disebut kapak bahu, juga ditemukan di Jepang, Taiwan dan Philipina b. Kapak Lonjong, kapak ini terbuat dari semi permata dan indah, dipergunakan untuk pelenghkap upacara ditemukan di Maluku Irian Jaya, Philipna, Cina dan pendukungny Papua Melanisoide. c. Gerabah, gerabah ini teknik pembuatannya masih sangat sederhana yakni dikerjakandengan tangan, daerah penemuannnya antara lain Kedenglembu/ Banyuwangi, Kelapadua/ Bogor, serpong/ Tangerang kalumpang dan Minanga sapakka/ Sulawesi Tengah. Gerabagh ini semacam alat untuk meyimpan air yang terbuat dari tanah liat yang dibakar d. Perhiasan, berupa gelang, kalung dan anting-anting dari batu, perhiasan ini umumnya banyak ditemukan di Jaw Barat dan Jawa Tengah Bahan yang digunakan adalah abatu aaaagat, kalsedon, dan jaspis yang warnanya kuning,merah coklat dan hijau. Dan ada juga dari tanah liatyang dibakar yang disebut Terrakotta. e. Alat-alat dan bangunan batu Besar/ Megalithikum a. Dolmen, adalah bangunan megalith berupa peti mayat. Kecuali sebagai peti mayat, dolmen juga digunakan sebagai meja tempat meletakan sesaji. b. Menhir, adalah bangunan megalit berupa tugu dari batu tegak yang didirikan untuk upacara penghormatan kepad roh nenek moyang. Banguan Menhir ini didirikan umumnya dekat dengan dolmen dan peti kubur c. Peti Kubur, adalah banguan megalith berupa peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar, banyak ditemukan di daerah kuningan Jawa Barat. Kubur batu ini terbuat dari lempengan papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat d. Waruga, kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat yang terbuat dari batu utuh banyak ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Utara. e. Sarkopagus , adalah bangunan berupa peti mayat terbuat dari batu bentuknya menyerupai lesung terbuat dari batu utuh yang diberi penutup. Banyak ditemukan di daerah Bali. f. Punden Berundak, bangunan berupa susunan batu bertingkat tingkat sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Banyak ditemukan di daerah Lebak, Sibeduk, bantemn selatan. Kebudayaan batu besar sampai saat ini di Indonesia masih banyak dijumpai di pulau Nias, Sumba dan Plores. 3.Hasil Kebudayaan masyarakat Perundagian/ Mengolah Logam Pembuatan alat-alat perunggu / logam dilakukan dengan dua cara yaitu; 1. Teknik Bivolve, yaitu dengan cara menggunakan cetakan-cetakan batu yang dapat dipergunakan berulang-ulang. Cetakan ini terdiri dari dua bagian yang diikat , cetakan ini biasanya dipergunakan untuk membaut benda-benda besar. Ke dalam rongga tersebu dimasukan perunggu cair apabila sudah dingin baru cetakan tersut dibuka.Alat ini ditemukan di Bali yaitu cetakan Nekara diPejeng. 2. Teknik A cire perdue, yaitu dengan membuat model dari lilin, lilin dibungkus dengan tanah liat dan dibakar. Lilin akan mencair dan keluar dari lubang yang telah dibuat maka terjadilah benda dari tanah liat yang berongga . ke dalam rongga itu dimasukan perunggu cair. Cetakan ini hanya dipakai satu kali dan dipergunakan untuk membuat benda-benda kecil misalny arca. Zaman logam di bagi menjadi 3 zaman, yakni, a. Zaman Tembaga Pada masa ini manusia sudah bisa mengolah logam embaga yang sesuai dengan bentuk-bentuk peralatan yang dibutuhkannya, seperti periuk, belanga dsb. b. Zaman Perunggu Pada masa ini manusia sudah mampu membuat peralatan dari perunggu. Perunggu merupakan logam campuran antara tembaga denga timah c. Zaman Besi Pada masa ini alat-alat sudah meningkat lagi di samping dibuat dari tembaga dan perunggu banyak sudah yang terbuat dari besi, Manusia telah dapat melebur biji-biji besi dalam bentuk alat-alat yang sesuai dengan kebutuhannya, seperti mata kampak, mata pisau, tombak, cangkul dsb. Hasil kebudayaan perunggu di antaranya: 1. Nekara Perunggu Nekara adalah semacam genderang yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup, jadi kira-kira sama dengan dangdang yang ditelungkupkan. Nekara yangditemukan di Indonesia ada yang besar ada yang kecil. Nekara yang ditemukan di Pejeng, Balui adalah ukuran besar bergaris tengah 160 cm dan tinggi 186 cm. Benda ini disimpan di pura Panataransasis, Gianjar Bali. Sangat dipuja masyarakat. Dianggap suci hanya digunakan pada waktu upacara yaitu dengan ditabuh untuk memanggil arwah nenek moyang. Nekara Perunggu banyak ditemukan di sumatera, Jawa dan Bali, Pulau Sangean dekat Sumbawa, Roti, Leti, Selayar dan Kepulauan Kei.Di Alor terdapat pula nekara tetapi lebih kecil dan ramping, disebut moko. Dengan ditemukannya cetakan nekara dari batu di desa Manuaba , Bali maka dapat disimpulkan bahwa tidak semua nekara berasal dari luar Indonesia. 2. Kapak Corong Kapak corong bentuk bagian tajamnya seperti kapak batu, hanya bagian tangkainya berbentuk corong , maka kapak ini disebut kapak corong atau kapak sepatu. Bamyak ditemukan di di Sumatera Selatan, Jawa, Bali,Sulawesi Tengah dan Selatan Pulau Selayar dan Irian dekat danau Sentani. Kapak corong yang memiliki panjang satu sisi disebut Candrasa, bentuknya sangat indah dan penuh hiasan. Fungsinya sebagai tanda kebesaran dan alat upacara keagamaan. 3. Bejana Perunggu Banyak ditemukan di Danau Kerinci dan madura bentuknya seperti periuk tetapi langsung dan gepeng. Keduanya memunyai hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometri dan pilin-pilin yang mirip huruf J. Bejana ini juga ditemukan di Pnm Penh ,Kamboja. Tidak dapat disangsikan lagi bahwa kebudayaan logam Indonesia memang termasuk satu golongan dengan kebudayaan Asia yang berpusat di Dongson. Itulah sebabnya, zaman perunggu di Indonesia ini lebih dikenal dengan nama Kebudayaan Dongson 4. Arca-Arca Perunggu Arca yang ditemukan menggambarkan orang yang sedang menari naik kuda dan ada yang sedang memegang panah, binatang antara kuda dan kerbau bentuknya kecil-kecil ukuran 5 -15 cm ditemukan di Bangkinang, Riau, Lumajang, Bogor dan Palembang 5. Perhiasan Perunggu Seperti gelang, binggel/ gelang kaki, anting-anting, kalung dan cincin ditemukan di Bogor, Bali. Dan Malang.Banyak perhioasan ditemukan sebagai bekal kubur. Tugas Kelompok Coba kalian inventarisir alat-alat manusia purba pada jaman batu dan logam dan masukan ke dalam tabel. Kelompok 1. Membuat tabel tentang peninggalan jaman batu Palaeolitikum Kelompok 2. Membuat tabel tentang peninggalan jaman batu mesolithikum Kelompok 3. Membuat tabel tentang peninggalan jaman batu neolithikum Kelompok 4. Membuat tabel tentang peninggalan jaman batu megalithikum Kelompok 5. Membuat tabel tentang alat cetak alat dari logam Kelompok 6. Membuat tabel tentang peninggalan jaman logam NO NAMA ALAT KEGUNAAN DAERAH TEMUAN GAMBAR/LUKISKAN 1 2 3 UJI KOMPETENSI LATIHAN 4 1. Jelaskan 4 hasil budaya masyarakat praaksara masa berburu dan mengumpulkan makanan 2. Jelaskan 2 hasil budaya masyarakat praaksara masa bercocok tanam dari jaman batu mesolithikum 3. Jelaskan 4 hasil budaya masyarakat praaksara masa bercocok tanam dari jaman batu neolithikum 4. Sebutkan 4 hasil budaya masyarakat praaksara masa bercocok tanam dari jaman batu Megalitikum 5. Bedakan hasil budaya batu palaeolitikum, mesolitikum dan neolithikum 6. Bedakan menhir dan dolmen serta waaruga sebagai hasil budaya megalitikum 7. Jelaskan 2 cara teknik pembuatan alat terbuat dari logam 8. Sebutkan 3 macam hasil budaya perundagian / logam KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 Tema: Proses masuk dan berkembangnya agama dan budaya hindu budha di Indonesia A.Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B.Kompetensi Dasar : 1.1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya 1.2. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkanya dalam kehidupan seharihari 2.1.. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam. 2.2. Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya. 2.3. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah 3.5. Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. 4.5. Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Hindu-Buddha dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan C.Tujuan Kegiatan Pembelajaran 5 Setelah mempejari kegiatan Pembelajaran 4 ini, siswa diharapkan dapat: 1. Menunjukan sikap syukur kepada Alloh SWT dengan masuk dan berkembangnya agama hindu budha ke Indonesia 2. Menunjukan sikap peduli akan kelestarian cagar budaya yang berhubungan dengan masuk dan berkembangnya agama hindu dan budha 3. Menunjukan sikap jujur dalam mengerjakan tugas tentang materi proses masuk dan berkembangnya agama hindu dan budha 4. Menjelaskan awal mula berkembangnya agama dan budaya hindu di India 5. Menjelaskan latar belakang berkembangnya agama budha di Indonesia 6. Menjelaskan Teori/ hipotesa brahmana masuknya hindu budha ke Indonesia 7. Menjelaskan Teori/ hipotesa ksatria masuknya hindu budha ke Indonesia 8. Menjelaskan Teori/ hipotesa waisya masuknya hindu budha ke Indonesia 9. Menjelaskan Teori/ hipotesa Indonesia aktif masuknya hindu budha ke Indonesia 10. Membuat laporan hasil diskusi tentang teori masuk dan berkembangnya agama dan budaya hindu , budha di Indonesia D. URAIAN MATERI AGAMA HINDU Amati gambar di bawah ini dan identifikasi dan apa yang kalian pikirkan ? Agama Hindu berkembang di India pada ± tahun 1500 SM. Sumber ajaran Hindu terdapat dalam kitab sucinya yaitu Weda. Kitab Weda terdiri atas 4 Samhita atau “himpunan” yaitu: 1. Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada para dewa. 2. Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci. 3. Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan. 4. Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit. Di samping kitab Weda, umat Hindu juga memiliki kitab suci lainnya yaitu: 1. Kitab Brahmana, berisi ajaran tentang hal-hal sesaji. 2. Kitab Upanishad, berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup. Agama Hindu menganut polytheisme (menyembah banyak dewa), diantaranya Trimurti atau “Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu: 1. Dewa Brahmana, sebagai dewa pencipta. 2. Dewa Wisnu, sebagai dewa pemelihara dan pelindung. 3. Dewa Siwa, sebagai dewa perusak. Selain Dewa Trimurti, ada pula dewa yang banyak dipuja yaitu Dewa Indra pembawa hujan yang sangat penting untuk pertanian, serta Dewa Agni (api) yang berguna untuk memasak dan upacara-upacara keagamaan. Menurut agama Hindu masyarakat dibedakan menjadi 4 tingkatan atau kasta yang disebut Caturwarna yaitu: 1. Kasta Brahmana, terdiri dari para pendeta. 2. Kasta Ksatria, terdiri dari raja, keluarga raja, dan bangsawan. 3. Kasta Waisya, terdiri dari para pedagang, dan buruh menengah. 4. Kasta Sudra, terdiri dari para petani, buruh kecil, dan budak. Selain 4 kasta tersebut terdapat pula golongan pharia atau candala, yaitu orang di luar kasta yang telah melanggar aturan-aturan kasta. Orang-orang Hindu memilih tempat yang dianggap suci misalnya, Benares sebagai tempat bersemayamnya Dewa Siwa serta Sungai Gangga yang airnya dapat mensucikan dosa umat Hindu, sehingga bisa mencapai puncak nirwana. Agama Budha Pada awalnya, Budha bukan merupakan sebuah agama, tetapi hanya merupakan suatu paham (aliran) dalam agama Hindu yang disebut Budhisme. Ajaran Budhisme muncul sebagai protes terhadap sistem perbedaan kasta, terutama terhadapn kasta Brahmana yang dianggap terlalu banyak mempunyai hak-hak istimewa, dan kasta-kasta lain yang dianggap terlalu membedakan kedudukan seseorang. Paham Budhisme dikembangkan oleh Sidharta Budha Gautama, seorang putra raja Sudhodana dari kerajaan Kapilawastu, yang termasuk suku bangsa Sakya. Yang kemudian ajarannya berkembang menjadi agama Budha. Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama di India pada tahun ± 531 SM. Ayahnya seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara. Kitab suci agama Buddha yaitu Tripittaka artinya “Tiga Keranjang” yang ditulis dengan bahasa Poli. Adapun yang dimaksud dengan Tiga Keranjang adalah: 1. Winayapittaka : Berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus dijalankan oleh umat Buddha. 2. Sutrantapittaka : Berisi wejangan-wejangan atau ajaran dari sang Buddha. 3. Abhidarmapittaka : Berisi penjelasan tentang soal-soal keagamaan. Pemeluk Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau “Tiga Kebaktian” yaitu: 1. Buddha yaitu berbakti kepada Buddha. 2. Dharma yaitu berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha. 3. Sangga yaitu berbakti kepada pemeluk-pemeluk Buddha. Disamping itu agar orang dapat mencapai nirwana harus mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran atau Astavidha yaitu: 1. Pandangan yang benar. 2. Niat yang benar. 3. Perkataan yang benar. 4. Perbuatan yang benar. 5. Penghidupan yang benar. 6. Usaha yang benar. 7. Perhatian yang benar. 8. Bersemedi yang benar. Karena munculnya berbagai penafsiran dari ajaran Buddha, akhirnya menumbuhkan dua aliran dalam agama Buddha yaitu: 1. Buddha Hinayana, yaitu setiap orang dapat mencapai nirwana atas usahanya sendiri. 2. Buddha Mahayana, yaitu orang dapat mencapai nirwana dengan usaha bersama dan saling membantu. Pemeluk Buddha juga memiliki tempat-tempat yang dianggap suci dan keramat yaitu: 1. Kapilawastu, yaitu tempat lahirnya Sang Buddha. 2. Bodh Gaya, yaitu tempat Sang Buddha bersemedi dan memperoleh Bodhi. 3. Sarnath/ Benares, yaitu tempat Sang Buddha mengajarkan ajarannya pertama kali. 4. Kusinagara, yaitu tempat wafatnya Sang Buddha. Hipotesa/Teori Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia Agama Hindu dan Budha berasal dari Jazirah India yang sekarang meliputi wilayah negara India, Pakistan, dan Bangladesh. Kedua agama ini muncul pada dua waktu yang berbeda (Hindu: ±1500 SM, Budha: ±500 SM), namun berkembang di Indonesia pada waktu yang hampir bersamaan. Munculnya agama Hindu dan Budha di Indonesia berawal dari hubungan dagang antara pusat Hindu Budha di Asia seperti China dan India dengan Nusantara. Hubungan dagang antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang dari wilayah Hindu Budha inilah yang menyebabkan adanya asimilasi budaya, sehingga agama Hindu dan Budha lambat laun mulai berkembang di Nusantara. Kepulauan Nusantara yang diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) serta oleh dua samudra (Hindia dan Pasifik), mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur perdagangan dunia kala itu. Hal ini membuat para pedagang asing dari negeri-negeri lain seperti Cina, India, Persia, dan Arab sering singgah di kepulauan Nusantara. Para pedagang asing ini tidak hanya berkepentingan untuk berdagang di Nusantara. Mereka juga menjalin interaksi secara sosial budaya dengan masyarakat lokal, sehingga masuklah pengaruh-pengaruh kebudayaan mereka ke Nusantara, termasuk pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha. Sebenarnya ada beberapa teori yang diajukan oleh para ahli mengenai siapa sebenarnya yang membawa agama Hindu dan Budha di Indonesia, berikut adalah beberapa teori/hipotesa mengenai masuknya agama hindu dan budha di indonesia 1. Hipotesa Waisya Hipotesis Waisya dikemukan oleh NJ. Krom. NJ. Krom menyebutkan bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu-Budha melalui hubungan dagang antara India dan Indonesia. Para pedagang India yang berdagang di Indonesia disesuaikan dengan angin musim. Apabila angin musim tidak memungkinkan mereka untuk kembali, mereka dalam waktu tertentu menetap di Indonesia. Selama para pedagang India tersebut menetap di Indonesia, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi. Menurut NJ. krom, mulai dari sini pengaruh kebudayaan India menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia. 2. Hipotesa Ksatria Ada tiga pendapat mengenai proses penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan ksatria, yaitu: a. C.C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria yang turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang kemudian dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam kerajaan di Indonesia. b., Mookerji juga mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan. c. J.L.Moens mencoba menghubungkan proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Ternyata sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia. 3. Hipotesis,Brahmana Hipotesis ini diungkap oleh Jc.Van Leur. Dia mengatakan bahwa kebudayaan Hindu-Budha India yang menyebar ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Pendapatnya itu didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Karena hanya golongan Brahmanalah yang menguasai bahasa dan huruf itu maka sangat jelas di sini adanya peran Brahmana. 4. Hipotesa Indonesia Aktif Pendapat ini menjelaskan peran aktif dari orang-orang Indonesia yang mengembang kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Pendapat mengenai keaktifan orang-orang Indonesia ini diungkap oleh F.D.K Bosch. Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Setelah tiba di Indonesia mereka menyebarkan ajarannya. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada masyarakat Indonesia yang lain. Pendapat F.D.K Bosch ini dikenal dengan nama Teori Arus Balik. Tugas Kelompok Buat kesimpulan dan presentasikan tugas masing-masing kelompok mengenai proses masukdan berkembangnya agama dan budaya hindu dan budha ke Indonesia Kelompok 1, mengenai berkembangnya agama Hindu Kelompok 2, mengenai berkembangnya agama Budha Kelompok 3, teori Brahmana tentang masuknya agama, budaya hindu ,budha ke Indonesia Kelompok 4, teori ksatria tentang masuknya agama, budaya hindu ,budha ke Indonesia Kelompok 5, teori waisya tentang masuknya agama, budaya hindu ,budha ke Indonesia Kelompok6,teori Indonesia aktif tentang masuknya agama, budaya hindu ,budha ke Indonesia UJI KOMPETENSI LATIHAN 5 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas ! 1. Jelaskan awal mula berkembangnya agama dan budaya hindu di India 2. Jelaskan latar belakang berkembangnya agama budha di Indonesia 3. Jelaskan Teori/ hipotesa brahmana masuknya hindu budha ke Indonesia 4. Jelaskan Teori/ hipotesa ksatria masuknya hindu budha ke Indonesia 5. Jelaskan Teori/ hipotesa waisya masuknya hindu budha ke Indonesia 6. Jelaskan Teori/ hipotesa Indonesia aktif masuknya hindu budha ke Indonesia KEGIATAN PEMBELAJARAN 6 Tema: Proses masuk dan berkembangnya agama dan budaya hindu budha di Indonesia A.Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B.Kompetensi Dasar : 1.1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya 1.2. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkanya dalam kehidupan seharihari 2.1. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam. 2.2. Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya. 2.3. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah 3.6. Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. 4.6. Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu-Buddha dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini. C.Tujuan Kegiatan Pembelajaran 6 Setelah mempejari kegiatan Pembelajaran 4 ini, siswa diharapkan dapat: 11. Menunjukan sikap syukur kepada Alloh SWT dengan masuk dan berkembangnya agama hindu budha ke Indonesia 12. Menunjukan sikap peduli akan kelestarian cagar budaya yang berhubungan dengan masuk dan berkembangnya agama hindu dan budha 13. Menunjukan sikap jujur dalam mengerjakan tugas tentang materi proses masuk dan berkembangnya agama hindu dan budha 14. Menjelaskan awal mula berkembangnya agama dan budaya hindu di India 15. Menjelaskan latar belakang berkembangnya agama budha di Indonesia 16. Menjelaskan Teori/ hipotesa brahmana masuknya hindu budha ke Indonesia 17. Menjelaskan Teori/ hipotesa ksatria masuknya hindu budha ke Indonesia 18. Menjelaskan Teori/ hipotesa waisya masuknya hindu budha ke Indonesia 19. Menjelaskan Teori/ hipotesa Indonesia aktif masuknya hindu budha ke Indonesia 20. Membuat laporan hasil diskusi tentang teori masuk dan berkembangnya agama dan budaya hindu , budha di Indonesia KERAJAAN KUTAI PERKEMBANGAN KERAJAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA 1. Kerajaan Kutai a. Sumber Sejarah Ditemukan prasasti yang dipahatkan pada tiang batu (Yupa) sebanyak 7 buah berhuruf Palawa dan berbahasa Sansekerta, di Kutai. Letak Kerajaan Kutai adalah di Kalimantan Timur daerah Muara Kaman di tepi sungai Mahakam. Kutai merupakan kerajaan pertama di Indonesia. Kerajaan ini dipearkirakan muncul pada abad ke V atau sekitar tahun 400 Masehi. Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur daerah Muara Kaman di tepi sungai Mahakam. Peninggalan dari Kutai adalah 7 (tujuh) prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa, dengan bahasa Sanskerta. Semua prasastinya tertulis pada Yupa, yaitu tugu dari batu yang berfungsi sebagai tiang untuk menambatkan hewan yang akan dikorbankan. Dalam Yupa Kutai itu dapat kita ketahui tantang: a. Berisi silsilah : Kundungga berputera Aswawarman yang seperti dewa matahari. Acwawarman berputera tiga – seperti api tiga. Dari ketiga putra tersebut, Mulawarman raja yang baik, kuat dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan), mengadakan korban, maka didirikanlah tugu oleh para Brahmana. b. Tempat sedekah : Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka telah memberi sedekah 20.000 ekor lembu kepada para Brahmana di tempat tanah yang sangat suci “Waprakecvara”. c. Macam-macam sedekah yang lain seperti : wijen, malai bunga, lampu dan lain-lain. Dari berita prasasti-prasasti tersebut dapat diketahui bagaimanakah keadaan sosial, ekonomi dan pemerintahan di Kutai. a. Raja Mulawarman disebut sebagai raja yang terbesar di Kutai, sebab menaklukkan raja-raja sekitarnya. b. Segi sosial, masyarakat mengenal kasta-kasta karena pengaruh India. Keluarga Kundungga pernah melakukan upacara Vratyastoma,yaitu upacara penghinduan atau pemberkatanseseorang yang masuk hindu., yaitu upacara penyucian diri untuk masuk pada kasta Ksatria. c. Segi ekonomi : disebutkan raja menghadiahkan 20.000 ekor lembu, berarti peternakan maju, begitupun dalam bidang pertanian, karena Kutai terletak di tepi sungai. Dengan demikian Kutai merupakan kerajaan yang makmur. Namun perlu dicatat bahwa Kutai ini luput dari perhatian Cina. b. Peninggalan budaya berupa prasasti Yupa 2. Kerajaan Tarumanegara A. Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara diduga terletak di Bogor, Jawa barat yang merupakan kerajaan Hindu tertua ke dua di Indonesia. 1. Berita dari Cina • Catatan Fa- Hien (414 M), yang mengatakan terdapatnya negara Ye-Po-ti (jawa) • Catatan dinasti Tang dan Sung, yang menyebutkan kerajaan Tolomo (Taruma) pernah mengirimkan utusan ke Cina 2.Prasasti Sumber sejarah Tarumanegara yang utama adalah beberapa prasasti yang telah ditemukan. Berkaitan dengan perkembangan Kerajaan Tarumanegara, telah ditemukan tujuh buah prasasti. Prasasti-prasasti itu berhuruf pallawa dan berbahasa sansekerta. Ketujuh prasasti itu adalah : 1. Prasasti Ciareteun Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Citarum di dekat muaranya yang mengalir ke Sungai Cisadane, di daerah Bogor. Pada prasasti ini dipahatkan sepasang telapak kaki Raja Purnawarman. 2. Prasati Kebon Kopi Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Kampung Muara Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Pada prasasti ini ada pahatan gambar tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata (gajah kendaraan Dewa Wisnu). 3. Prasasti Jambu Prasasti ini ditemukan di perkebunan Jambu, Bukit Koleangkok, kira-kira 30 km sebelah barat Bogor. Dalam prasasti itu diterangkan bahwa Raja Purnawarman itu gagah, pemimpin yang termasyhur, dan baju zirahnya tidak dapat ditembus senjata musuh. 4. Prasasti Tugu Prasasti Tugu ditemukan di Desa Tugu, Cilincing Jakarta. Prasasti ini menerangkan tentang penggalian saluran Gomati dan Sungai Candrabhaga. Mengenai nama Candrabhaga, Purbacaraka mengartikan candra = bulan = sasi. Candrabhaga menjadi sasibhaga dan kemudian menjadi Bhagasasi - bagasi, akhirnya menjadi Bekasi. 5. Prasasti Pasir Awi Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Bogor. 6. Prasasti Muara Cianten Prasasti Muara Cianten ditemukan di daerah Bogor. 7. Prasasti Lebak Prasasti Lebak ditemukan di tepi Sungai Cidanghiang, Kecamatan Muncul, Banten Selatan. Prasasti ini menerangkan tentang keperwiraan, keagungan, dan keberanian Purnawarman sebagai raja dunia. B. Kehidupan. Politik Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M di tepi Sungai Gomati. Pada tahun 397 M, Punawarman membangun ibu kota kerajaan baru di Sundapura. Raja Purnawarman adalah raja ketiga yang memiliki kekuasaan besar, sangat berpengaruh, dan memiliki beragam kebijakan. Kekuasaan raja dilambangkan dengan cap telapak kaki seperti terdapat pada prasasti Ciaruten, Jambu, dan Cianeun. Sebagai perbandingan, di India cap telapak kaki itu melambangkan kekuasaan. Dalam interpretasi yang lain, Purawarman dilambangkan sebagai Dewa Wisnu yang merupakan penguasa dan pelindung rakyat. C. Kehidupan Sosial Sebagai kerajaan Hindu yang beraliran Wisnu, Tarumanegara juga menjalankan upacara sedekah dengan menyembelih 1.000 ekor sapi yang diserahkan kepada kaum brahmana. Upacara tersebut dilaksanakan pada tahun 417 M setelah penggalian Sungai Gomati dan Candrabhaga selesai dilaksanakan. Saluran air tersebut memiliki panjang 6.112 tombak atau sekitar 11 km. Menurut prasasti Tugu, saluran tersebut dibuat untuk menghadapi bencana banjir dan meindungi petani. Proyek ini dikerjakan secara gotong royong dan melibatkan seluruh rakyat dalam waktu 21 hari. D. kehidupan Ekonomi Berdasarkan sumber-sumber sejarah tersebut, baik prasasti maupun berita-berita dari Cina, dapatlah diperoleh gambaran bahwa kehidupan kerajaan Tarumanegara pada masa itu. Berdasarkan prasasti Tugu dapat diketahui pencaharian penduduknya, yaitu pertanian dan perdagangan. Bagitu pula berdasarkan berita dari Fa-Hien awal abad ke-5, diketahui bahwa mata pencaharian penduduk kerajaan Tarumanegara adalah pertanian, peternakan, perburuan binatang, dan perdagangan cula badak, kulit penyu, dan perak. E. Kehidupan budaya Masuknya pengaruh agama dan kebudayaan Hindu, memengaruhi kehidupan budaya kerajaan Tarumanegara. Pengaruh itu berupa sistem dewa-dewi, bahasa dan sastra, mitologi, dan upacara. Mitologi Hindu yang banyak ditemukan dalam prasasti-prasasti Tarumanegara misalnya prasasti kebon kopi yang memuat dua kaki gajah Airwata, gajah tunggangan Batara Indra itu dijadikan nama gajah perang milik Purnawarman. Bahkan, bendera kerajaan Tarumanegara berlukiskan rangkaian bunga teratai di atas kepala gajah. 3. Kerajaan Holling / Kalingga Diperkirakan terletak di Jawa Tengah bagian utara (diantara purwaodadi hingga Blora dan lasem). Nama Kaling berasal dari Kalinga, nama sebuah kerajaan di India Selatan. Sumbernya adalah berita Cina yang menyebutkan bahwa kotanya dikelilingi dengan pagar kayu, rajanya beristana di rumah yang bertingkat, yang ditutup dengan atap, Orang-orangnya sudah pandai tulis-menulis dan mengenal juga ilmu perbintangan. Yang sangat tampak bagi orang Cina ialah orang Kaling (Jawa), kalau makan tidak memakai sendok atau garpu, melainkan dengan jarinya saja. Minuman kerasnya yang dibikin ialah air yang disadap dari tandan bunga kelapa (tuak). A. Sumber Sejarah. 1. Berita catatan Cina (dinasti Tang ), bahwa abad ke 7 M di Jawa Tengah telah berdiri kerajaan Kaling(Kalingga), pernah megirim utusan ke Cina. 2. Dalam catatan Itsing (664) disebutkan bahwa pendeta Cina Hwining mnegunjungi kerajaan Holing dan berusaha menerjemahkan kitab Budha Hinayana yang dibantu oleh pendeta Budha Yanabadra. 3. Prasasti belum ditemukan Berdasarkan sumber-sumber mengenai kerajaan Kaling tersebut, dapat diketahui bagaimana keadaan : a. Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat Dalam berita Cina disebut adanya raja atau Ratu Sima, yang memerintah pada tahun 674 M. Beliau terkenal sebagai raja yang tegas, jujur dan bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas, hal ini terbukti pada saat raja Tache ingin menguji kejujuran rakyat Kaling. Diletakkanlah suatu pundi-pundi yang berisi uang dinar di suatu jalan. Sampai tiga tahun lamanya tidak ada yang berani mengambil. Akan tetapi, pada suatu hari ada anggota keluarga istana yang sedang jalan-jalan,menyentuh kantong pundi-pundi dengan kakinya Hal ini diketahui Ratu Sima. Anggota keluarga istana itu dinilai salah dan harus diberi hukuman mati. Akan tetapi atas usul persidangan para menteri, hukuman itu diperingan dengan hukuman potong kaki. Kisah ini menunjukkan, begitu tegas dan adilnya Ratu Sima. Ia tidak membedakan antara rakyat dan anggota kerabatnya sendiri. b. Keadaan sosial dan ekonomi kerajaan Kaling Agama utama yang dianut oleh penduduk Kalingga pada umumnya Buddha. Agama Buddha berkembang pesat.Bahkan pendeta Cina yang bernama Hwi-ning datang di Kaling dan tinggal selama tiga tahun. Selama di Kalingga, ia menerjemahkan kitab suci agama Buddha Hinayana ke dalam bahasa Cina. Dalam usaha menterjemahkan kitab itu Hwining dibantu oleh seorang pendeta bernama Jnanabadra. Mata pencaharian penduduknya sebagian besar bertani, karena wilayah Kaling dikatakan subur untuk pertanian. Perekonomian, sudah banyak penduduk yang melakukan perdagangan apalagi disebutkan ada hubungan dengan Cina. 4..Kerajaan Sriwijaya A. Sumber Sejarah Sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya yang penting adalah prasasti. Prasasti-prasasti itu ditulis dengan huruf Pallawa. Bahasa yang dipakai Melayu Kuno. Beberapa prasasti itu antara lain sebagai berikut: 1. Prasasti Kedukan Bukit Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang. Prasasti ini berangka tahun 605 Saka (683 M). Isinya antara lain menerangkan bahwa seorang bernama Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci (siddhayatra) dengan menggunakan perahu. Ia berangkat dari Minangatamwan dengan membawa tentara 20.000 personil. 2. Prasasti Talang Tuo Prasasti Talang Tuo ditemukan di sebelah barat Kota Palembang di daerah Talang Tuo. Prasasti ini berangka tahun 606 Saka (684 M). Isinya menyebutkan tentang pembangunan sebuah taman yang disebut Sriksetra. Taman ini dibuat oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga. 3. Prasasti Telaga Batu Prasasti Telaga Batu ditemukan di Palembang. Prasasti ini tidak berangka tahun. Isinya terutama tentang kutukan- kutukan yang menakutkan bagi mereka yang berbuat kejahatan. 4. Prasasti Kota Kapur Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka, berangka tahun 608 Saka (656 M). Isinya terutama permintaan kepada para dewa untuk menjaga kedatuan Sriwijaya, dan menghukum setiap orang yang bermaksud jahat. 5. Prasasti Karang Berahi Prasasti Karang Berahi ditemukan di Jambi, berangka tahun 608 saka (686 M). Isinya sama dengan isi Prasasti Kota Kapur.Beberapa prasasti yang lain, yakni Prasasti Ligor berangka tahun 775 M ditemukan di Ligor, Semenanjung Melayu, dan Prasasti Nalanda di India Timur. Di samping prasasti-prasasti tersebut, berita Cina juga merupakan sumber sejarah Sriwijaya yang penting. Misalnya berita dari I-tsing, yang pernah tinggal di Sriwijaya. 7. Prasasti Palas Pasemah di Pasemah Lampung Selatan. Isinya wilayah lampung Selatan telah diduduki Sriwijaya 8. Prasasti Ligor ( 679 -775 ) di tanah Genting Kra isinya Sriwijaya diperintah olah Darmaseta. Perkembangan Kerajaan Sriwijaya Ada beberapa faktor yang mendorong perkembangan Sriwijaya antara lain : a. Letak geografis dari Kota Palembang. Palembang sebagai pusat pemerintahan terletak di tep Sungai Musi. Di depan muara Sungai Musi terdapat pulau-pulau yang berfungsi sebagai pelindung pelabuhan di Muara Sungai Musi. Keadaan seperti ini sangat tepat untuk kegiatan pemerintahan dan pertahanan. Kondisi itu pula menjadikan Sriwijaya sebagai jalur perdagangan internasional dari India ke Cina, atau sebaliknya. Juga kondisi sungai-sungai yang besar, perairan laut yang cukup tenang, serta penduduknya yang berbakat sebagai pelaut ulung. b. Runtuhnya Kerajaan Funan di Vietnam akibat serangan Kamboja. Hal ini telah memberi kesempatan Sriwijayauntuk cepat berkembang sebagai negara maritim. c. Hasil bumi Sriwijaya dan sekitarnya sebagai mata perdagangan yang berharga terutama rempah-rempah dan emas tersedia banyak d. Armada lautnya yang kuat sehingga mampu menjalin hubungan dan kerjasama dengan kerajaan Cina dan India e. Pendapatan Sriwijaya melimpah ruah yang berasal dari; a. Bea cukai dari barang yang keluar masuk b. Bea cukai kapal yang melalui bandarnya c. Upeti para pedagang dan raja taklukan d. Hasil bumi serta hasil perdagangan sendiri. Perkembangan Politik dan Pemerintahan Kerajaan Sriwijaya mulai berkembang pada abad ke-7. Pada awal perkembangannya, rajanya disebut dengan Dapunta Hyang. Dalam Prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuo telah ditulis sebutan Dapunta Hyang. Pada abad ke-7, Dapunta Hyang banyak melakukan usaha perluasan daerah. Daerah-daerah yang berhasil dikuasai antara lain sebagai berikut.: a. Tulang-Bawang yang terletak di daerah Lampung. b. Daerah Kedah yang terletak di pantai barat Semenanjung Melayu. Daerah ini sangat panting artinya bagi usaha pengembangan perdagangan dengan India. Menurut I-tsing, penaklukan Sriwijaya atas Kedah berlangsung antara tahun 682-685 M. c. Pulau Bangka yang terletak di pertemuan jalan perdagangan internasional, merupakan daerah yang sangat penting. Daerah ini dapat dikuasai Sriwijaya pada tahun 686 M berdasarkan Prasasti Kota Kapur. Sriwijaya juga diceritakan berusaha menaklukkan Bhumi Java yang tidak setia kepada Sriwijaya. Bhumi Java yang dimaksud adalah Jawa, khususnya Jawa bagian barat. d. Daerah Jambi terletak di tepi Sungai Batanghari. Daerah ini memiliki kedudukan yang penting, terutama untuk memperlancar perdagangan di pantai timur Sumatra. Penaklukan ini dilaksanakan kira-kira tahun 686 M (Prasasti Karang Berahi). e. Tanah Genting Kra merupakan tanah genting bagian utara Semenanjung Melayu. Kedudukan Tanah Genting Kra sangat penting. Jarak antara pantai barat dan pantai timur di tanah genting sangat dekat, sehingga para pedagang dari Cina berlabuh dahulu di pantai timur dan membongkar barang dagangannya untuk diangkut dengan pedati ke pantai barat. Kemudian mereka berlayar ke India. Penguasaan Sriwijaya atas Tanah Genting Kra dapat diketahui dari PrasastiLigor yang berangka tahun 775 M. f. Kerajaan Kaling dan Mataram Kuno. Menurut berita Cina, diterangkan adanya serangan dari barat, sehingga mendesak Kerajaan Kaling pindah ke sebelah timur. Diduga yang melakukan serangan adalah Sriwijaya. Sriwijaya ingin menguasai Jawa bagian tengah karena pantai utara Jawa bagian tengah juga merupakan jalur perdagangan yang penting. Sriwijaya terus melakukan perluasan daerah, sehingga Sriwijaya menjadi kerajaan yang besar. Untuk lebih memperkuat pertahanannya, pada tahun 775 M dibangunlah sebuah pangkalan di daerah Ligor. Waktu itu yang menjadi raja adalah Darmasetra. Raja yang terkenal dari Kerajaan Sriwijaya adalah Balaputradewa. Ia memerintah sekitar abad ke-9 M. Pada masa pemerintahannya, Sriwijaya berkembang pesat dan mencapai zaman keemasan. Balaputradewa adalah keturunan dari Dinasti Syailendra, yakni putra dari Raja Samarotungga dengan Dewi Tara dari Sriwijaya. Hal tersebut diterangkan dalam Prasasti Nalanda. Balaputradewa adalah seorang raja yang besar di Sriwijaya. Raja Balaputradewa menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Benggala yang saat itu diperintah oleh Raja Dewapala Dewa.Raja ini menghadiahkan sebidang tanah kepada Balaputradewa untuk pendirian sebuah asrama bagi para pelajar dan mahapeserta didik yang sedang belajar di Nalanda, yang dibiayai oleh Balaputeradewa, sebagai “dharma”. Hal itu tercatat dengan baik dalam Prasasti Nalanda, yang saat ini berada di Universitas Nawa Nalanda, India. Bahkan bentuk asrama itu mempunyai kesamaan arsitektur dengan Candi Muara Jambi, yang berada di Provinsi Jambi saat ini. Hal tersebut menandakan Sriwijaya memperhatikan ilmu pengetahuan, terutama pengetahuan agama Buddha dan bahasa Sanskerta bagi generasi mudanya. Pada tahun 990 M yang menjadi Raja Sriwijaya adalah Sri Sudamaniwarmadewa. Pada masa pemerintahan raja itu terjadi serangan Raja Darmawangsa dari Jawa bagian Timur. Akan tetapi, serangan itu berhasil digagalkan oleh tentara Sriwijaya. Sri Sudamaniwarmadewa kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Marawijayottunggawarman. Pada masa pemerintahan Marawijayottunggawarman, Sriwijaya membina hubungan dengan Raja Rajaraya I dari Colamandala. Pada masa itu, Sriwijaya terus mempertahankan kebesarannya. Pada masa kejayaannya, wilayah kekuasaan Sriwijaya cukup Luas. Daerah-daerah kekuasaannya antara lain Sumatra dan pulau-pulau sekitar Jawa bagian barat, sebagian Jawa bagian tengah, sebagian Kalimantan, Semenanjung Melayu, dan hampir seluruh perairan Nusantara. Bahkan Mohammad Yamin menyebutkan Sriwijaya sebagai negara nasional yang pertama. Untuk mengurus setiap daerah kekuasaan Sriwijaya, dipercayakan kepada seorang Rakryan (wakil raja di daerah). Dalam hal ini Sriwijaya sudah mengenal struktur pemerintahan. Perkembangan Ekonomi Pada mulanya penduduk Sriwijaya hidup dengan bertani. Akan tetapi karena Sriwijaya terletak di tepi Sungai Musi dekat pantai, maka perdagangan menjadi cepat berkembang. Perdagangan kemudian menjadi mata pencaharian pokok. Perkembangan perdagangan didukung oleh keadaan dan letak Sriwijaya yang strategis. Sriwijaya terletak di persimpangan jalan perdagangan internasional. Para pedagang Cina yang akan ke India singgah dahulu di Sriwijaya, begitu juga para pedagang dan India yang akan ke Cina. Di Sriwijaya para pedagang melakukan bongkarmuat barang dagangan. Dengan demikian, Sriwijaya semakin ramai dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Sriwijaya mulai menguasai perdagangan nasional maupun internasional di kawasan perairan Asia Tenggara. Perairan di Laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Tampilnya Sriwijaya sebagai pusat perdagangan, memberikan kemakmuran bagi rakyat dan negara Sriwijaya. Kapal-kapal yang singgah dan melakukan bongkarmuat, harus membayar pajak. Dalam kegiatan perdagangan, Sriwijaya mengekspor gading, kulit, dan beberapa jenis binatang liar, sedangkan barang impornya antara lain beras, rempah-rempah, kayu manis, kemenyan, emas, gading, dan binatang. Perkembangan tersebut telah memperkuat kedudukan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim. Kerajaan maritim adalah kerajaan yang mengandalkan perekonomiannya dari kegiatan perdagangan dan hasil-hasil laut. Untuk memperkuat kedudukannya, Sriwijaya membentuk armada angkatan lautyang kuat. Melalui armada angkatan laut yang kuat Sriwijaya mampu mengawasi perairan di Nusantara. Hal ini sekaligus merupakan jaminan keamanan bagi para pedagang yang ingin berdagang dan berlayar di wilayah perairan Sriwijaya. Kehidupan beragama di Sriwijaya sangat semarak. Bahkan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha Mahayana di seluruh wilayah Asia Tenggara. Diceritakan oleh I-tsing, bahwa di Sriwijaya tinggal ribuan pendeta dan pelajar agama Buddha. Salah seorang pendeta Buddha yang terkenal adalah Sakyakirti. Banyak mahapeserta didik asing yang datang ke Sriwijaya untuk belajar bahasa Sanskerta. Kemudian mereka belajar agama Buddha di Nalanda, India. Antara tahun 1011 - 1023 datang seorang pendeta agama Buddha dari Tibet bernama Atisa untuk lebih memperdalampengetahuan agama Buddha. Dalam kaitannya dengan perkembangan agama dan kebudayaan Buddha, di Sriwijaya ditemukan beberapa peninggalan. Misalnya, Candi Muara Takus, yang ditemukan dekat Sungai Kampar di daerah Riau. Kemudian di daerah Bukit Siguntang ditemukan arca Buddha. Pada tahun 1006 Sriwijaya juga telah membangun wihara sebagai tempat suci agama Buddha di Nagipattana, India Selatan. Hubungan Sriwijaya dengan India Selatan waktu itu sangat erat. Bangunan lain yang sangat penting adalah Biaro Bahal yang ada di Padang Lawas, Tapanuli Selatan. Di tempat ini pula terdapat bangunan wihara. Kerajaan Sriwijaya akhirnya mengalami kemunduran karena beberapa hal antara lain : a. Keadaan sekitar Sriwijaya berubah, tidak lagi dekat dengan pantai. Hal ini disebabkan aliran Sungai Musi, Ogan, dan Komering banyak membawa lumpur. Akibatnya. Sriwijaya tidak baik untuk perdagangan. b. Banyak daerah kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri. Hal ini disebabkan terutama karena melemahnya angkatan laut Sriwijaya, sehingga pengawasan semakin sulit. c. Dari segi politik, beberapa kali Sriwijaya mendapat serangan dari kerajaan-kerajaan lain. Tahun 1017 M Sriwijaya mendapat serangan dari Raja Rajendracola dari Colamandala, namun Sriwijaya masih dapat bertahan. Tahun 1025 serangan itu diulangi, sehingga Raja Sriwijaya, Sri Sanggramawijayattunggawarman ditahan oleh pihak Kerajaan Colamandala. Tahun 1275, Raja Kertanegara dari Singhasari melakukan Ekspedisi Pamalayu. Hal itu menyebabkan daerah Melayu lepas. Tahun 1377 armada angkatan laut Majapahit menyerang Sriwijaya Serangan ini mengakhiri riwayat Kerajaan Sriwijaya. d. Terdesak oleh perkembangan perkembangan di Thailan yang meluaskan pengaruhnya ke arah Selatan ( Semenanjung Malaya ) e. Kemungkinan juga tidak adanya tokoh yang cakap dan berwibawa untuk memimpin kerajaan sebagai akibat dari kurangnya pengkaderan. 5. Kerajaan Mataram Lama (dinasti Sanjaya) A. Sumber Sejarah Prasasti Canggal yang ditandai dengan Candrasengkala Cruti Indria Rasa = 654 C = 732 M. Ditemukan di desa Canggal, daerah Kedu dekat desa Sleman, daerah Yogya. Prasasti ini berbahasa sanskerta dan hurufnya Pallawa. Isinya asal-usul Sanjaya dan pembangunan lingga di bukit Stirangga. Letak ibu kota kerajaan secara tepat belum dapat dipastikan, ada yang menyebut Medang di Poh Pitu, Ri Medang ri Bhumi Mataram. Daerah yang dimaksud belum jelas, kemungkinan besar di daerah Kedu sampai sekitar Prambanan (berdasarkan letak prasasti yang ditemukan). Diketahui dari Prasasti Canggal (732) , Prasasti Balitung (907), Prasasti Argopuro (836), Prasasti Perot (850) dan peninggalan sejarah berupa candi Hindu dari sumber sejarah dapat disimpulkan. 1. Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah, dikelilingi gunung (Serayu, Prau, Sindoro, Sumbing, Ungaran, Merbabu, Sewu) didaerahnya dialiri Sungai Bogowonto, Progo, Elo, Bengawan Solo) 2. Raja-raja yang memerintah, berdasarkan Prasasti Matyasih ditemukan silsilah raja diantaranya : Sanjaya, Panangkaran, Panunggalan, Warak, Garung, Pikatan, Kayuwangi, Watuhumalang, Watukaradyah Balitung. Sesudah raja Balitung memerintah masih ada beberapa nama lagi seperti Daksa memerintah 910 –119, Tulodong : 919 – 921 dan Wawa : 921 – 927. Sesudah Wawa wafat digantikan Mpu Sindok menantu Wawa yang memindahkan kerajaannya ke Jawa Timur dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Icana pada tahun 928 M. 6.Kerajaan Mataram Lama (dinasti Syailendra) a. Sumber Sejarah Prasasti Kalasan (776), Prasasti Klurak (782) Prasasti Karang Tengah (824) Prasasti Ratu Boko (860) Prasasti Jatiningrat (856) dan peninggalan sejarah berupa candi Budha. Dari sumber sejarah dapat disimpulkan : 1. Terletak antara daerah Bangelen dan Yogyakarta. Pada pemerintahan Balaputradewa letaknya di gunung selatan berdasar bukti peninggalan Ratu Boko. 2. Raja-raja yang memerintah Banu, Wisnu, Indra, Samarathungga, Pramodhawardani. 3. Pada masa Pramodhawardani terjadi persatuan antara dinasti Sanjaya dengan Dinasti Syailendra dimana Pramodhawardabi menikah dengan Rakai Pikatan. B. Perkembangan Politrik kerajaan Mataram Lama Mataram didirikan oleh raja Sanjaya mencapai puncak kejayaan pada masa raja Diah Balitung, adapun faktor yang mendukung adalah: 1. Wilayah terletak didaerah yang subur 2. Raja-raja yang cakap dan bijaksana sehingga dapat menjadi panutan rakyat 3. Hubungan yang harmonis antara raja dengan kaum Brahmana 4. Adanya toleransi yang tinggi antara agama Hindu dan Budha 5. Raja-raja mampu menjalin hubungan diplomatik yang baik dengan kerajaan-kerajaan yang ada disekitarnya seperti ( Sriwijaya, Siam India, Cina) Pada masa raja Wawa mataram oleh Mpu Sindok (menantu Wawa) dipindah ke Jawa Timur: sebabnya adalah : 1. Keadaan jawa Tengah yang kurang menguntungkan karena tidak memiliki pelabuhan yang baik 2. Sering terjadi bencana alam terutama meletusnya gunung Merapi 3. Terancan oleh kerajaan Sriwijaya C. Peninggalan Budaya : Bangunan candi bercorak Hindu seperti, Candi Komplek Dieng, Candi Gedong Songo, Prambanan, Sambi sari dan Ratu Boko. Bangunan yang bercorak Budha seperti Candi Mendut, Pawon, Bororbudur, Kalasan, candi Sari dan candi Sewu 8. Kerajaan Medang Kamulan Kerajaan Mataram di Jawa Timur ini sering disebut kerajaan Medang. Mpu Sindok merupakan penguasa baru di Jawa Timur dan mendirikan wangsa Icyana. Keturunan Mpu Sindok sampai Airlangga tertulis di Prasasti Calcuta (1042 M) yang dikeluarkan oleh Airlangga. Isinya antara lain : a. Menguraikan silsilah Airlangga. b. Peristiwa penyerangan raja Wora-Wari. c. Pelarian Airlangga ke hutan Wonogiri. d. Pendirian pertapaan di Pucangan. e. Airlangga berperang melawan raja Wengker. Mpu Sindok memerintah dari tahun 928 – 949 M. Selang kemudian, muncul Raja Dharmawangsa yang memerintah tahun 991 – 1016 M. Raja Dharmawangsa bermaksud menyerang Sriwijaya, tapi belum berhasil. Pemerintahannya diakhiri dengan peristiwa Pralaya yaitu penyerangan raja Wora-Wari di mana istana Raja Dharmawangsa hancur. Pengganti Dharmawangsa adalah Airlangga yang berhasil membangun kembali kerajaan Medang di Jawa Timur Airlangga terkenal sebagai raja yang bijaksana, digambarkan sebagai dewa Wisnu. Hasil sastra yang terkenal adalah Buku Arjunawiwaha karangan Mpu Kanwa. Pada akhir pemerintahannya Airlangga membagi dua kerajaannya yaitu menjadi Jenggala dan Kediri. Dua kerajaan ini yang bertahan untuk tetap hidup adalah kerajaan Kediri. Airlangga wafat pada tahun 1049 M. A. Sumber Sejarah Dapat diketahui dari beberapa prasasti yang dibuat Empu Sindok seperti Prasasti Pucangan, Anjukladang (limus) dan Prasasti Calcuta dan lain-lain. Dari sumber tersebut dapat disimpulkan : 1. Kerajaan Medang terletak di Tambelang – Jombang kemudian dipindahkan ke Watu Galuh diantara gunung Semeru dan Gunung Wilis-Jawa Timur 2. Pendiri kerajaan Empu Sindok dengan Wangsa Isyana 3. Raja-raja yang memerintah : Mpu Sindok bersama permaisurinya Pu Kbi (929-948), Sri Isyana Tunggawijaya + Lokapala (948-968), Sri Makuta wangsa Wardana (968-992), Teguh Darmawangsa (992-1017), Airlangga (1019-1049). B. Peninggalan Budaya : Seni Sastra seperti Kitab Sang Hyang Kama Hayanikan ( Jaman Empu Sindo), Kitab Erjuna Wiwaha –Empu Kanwa (jaman Erlangga), Kitab Calon Arang (jaman Erlangga). Seni bangunan dan arsitektur seperti : Candi Songoriti, Pertitan Belahan, Petirtan Jolotundo. 4. Kerajaan Kanjuruhan Letak kerajaan Kanjuruhan adalah di Jawa Timur, dekat dengan kota Malang sekarang. A. Sumber Sejarah Kerajaan Kanjuruhan ini tertulis dalam prasasti Dinaya, yang ditemukan di sebelah barat laut Malang, Jawa Timur. Angka tahunnya tertulis dengan Candrasengkala yang berbunyi : NAYAMA VAYU RASA = 682 Caka = 760 M. Dari prasasti ini dapat disimpulkan : 1. Kerajaan Kanjuruhan terletak di Kajuron, Malang- Jawa Timur, berdiri pada abad 8 2. Raja pertama bernama Dewa Simha, putranya bernama Liswa setelah dilantik menjadi raja bergelar Gajayana melalui upacara abhiseka. Liswa ini mempunyai putri yang bernama Utteyana yang kawin dengan Janania. 3. Gajayana memuja Sang Agastya ( Hindu Syiwa). Gajayana mendirikan tempat pemujaan untuk Dewa Agastya. Bangunan tersebut sekarang bernama candi Badut. Disebutkan pula, semula arca yang terbuat dari kayu cendana, kemudian diganti dengan batu hitam. Peresmiannya dilakukan pada tahun 760. B. Peninggalan budaya : Candi Badut didesa Kajuron 9.Kerajaan Kediri A. Sumber Sejarah 1. Prasasti Sirah Kenting, Prasasti di Tulung Agung dan Kertosono, Prasasti Ngantang, Prasasti Jaring, Prasasti Kamulan. 2. Berita Cina berasal dari Kronik Chu Fan Chi yang dikarang oleh Ju Kua (1120) Dari Sumber sejarah tersebut dapat disimpulkan bahwa Wilayah Kediri meliputi Kediri, Madiun dan bagian barat Medang Kamulan, ibu kota di Daha Raja-raja yang memerintah Jayawarsa, Bameswara, Jayabaya, Sarweswara, Sri Gandra, Kameswara, Kertajaya,. Pada waktu terjadi pembagian kerajaan Airlangga, Samarawijaya sebagai raja Panjalu dan Panji Garasakan sebagai raja Jenggala. Terjadi perang saudara di antara keduanya. Raja Kediri yang pertama Bamecwara yang memerintah dari tahun 1117 – 1130 kemudian diganti oleh Jayabaya 1135 – 1157. Raja yang terkenal dengan ramalannya – Jangka Jayabaya. Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa Raja Jayabaya. Berakhirnya kerajaan kediri pada tahun 1222 Raja Kertajaya diserang oleh Ken Arok dari Tumapel dalam peristiwa Ganter. B. Peninggalan Budaya : bidang arsitektur/bangunan tidak nampak tetapi dibidang sastra maju pesat seperti : Krisnayana, Bharatayudha oleh Empu Sedah dan Empu Panulu, Hariwangsa dan Gatotkacasraya oleh Empu Panulu, Samaradhahana oleh Empu Dharmaja, Writtasancaya dan lubdaka oleh empu Tanakung, Sumanasantaka oleh Empu Monaguna. 10. Kerajaan Singasari A. Sumber Sejarah 1. Kitab Pararaton, Kitab Negara Kertagama, Prasasti Balawi, Maribong, Kusmala dan prasasti Mula Kalurung. 2. Berita Cina, yang menyatakan Kaisar Khubulai Khan pernah mengirim pasukan untuk menahlukkan Singasari Beradasarkan berita tersebut dapat disimpulkan bahwa lokasi Singasari terletak disebelah utara Malang, dibangun oleh Ken Arok setelah mengalajkan Kediri th 1222, Raja-raja Singasari setelah Ken Arok (Sri Rajasa) berturut-turut adalah Anusopati, Tohjoyo, Wisnuwardana/Ranggawuni, Kertanegara (raja terbesar sekaligus raja terakhir Singasari), kehancuran Singasari akibat serangan Raja Jayakatwang (Kedisri). • Pararaton atau disebut juga Katuturanira Ken Arok, isinya menceritakan riwayat Ken Arok dari lahir sampai menjadi raja dan urutan raja-raja yang memerintah di Singasari. • Negarakertagama ditulis oleh Prapanca yang merupakan seorang pujangga kraton Majapahit pada tahun 1365 : isinya : Pandangan filsafat, keindahan kraton Majapahit, perjalanan suci Hayam Wuruk ke tempat percandian leluhurnya antara lain ke Singasari. Memuat riwayat Ken Arok juga. Selama perkembangan kerajaan Singasari diperintah oleh beberapa raja. Pertama adalah Ken Arok yang berhasil menjadi raja pertama Singasari. Setelah membunuh Tunggul Ametung (Akuwu di Tumapel) Ken Arok dapat mengalahkan Kertajaya Raja Kediri di pertempuran Ganter 1222. Istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes, dipersunting Ken Arok, menurut ramalan Ken Dedes akan menurunkan raja-raja besar. Setelah Ken Arok meninggal karena dibunuh Anusapati (anak tirinya), maka Anusapati menggantikan sebagai raja. Tohjaya anak Ken Arok dengan Ken Umang membalas dendam dengan membunuh Anusapati. Tohjaya hanya beberapa bulan saja memerintah karena terjadi pemberontakan dan Tohjaya terbunuh. Ronggowuni dan Mahisa Campaka, sebagai raja dan patih yang memerintah di Singasari lebih kurang selama 20 tahun. Pemerintahannya stabil. Putra Ronggowuni yang bernama Kertanegara, menggantikan ayahnya menjadi raja Singasari. Singasari mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahan raja Kertanegara. Kertanegara terkenal dengan gagasannya untuk menyatukan seluruh kerajaan-kerajaan di Nusantara di bawah payung kekuasaan Singasari. Cita-cita ini dikenal sebagai Wawasan Nusantara I. Untuk melaksanakan cita-citanya Kertanegara melakukan : - Perluasan daerah dan hubungan dengan luar negeri. Pengiriman expedisi ke Sumatra yang terkenal dengan ekspedisi Pamalayu 1275 M. Kertanegara mengadakan kerjasama dengan Campa untuk bersama-sama menghadapi Ku Bilai Khan dari Cina, yang dianggap sebagai ancaman oleh Kertanegara. - Struktur Pemerintahan Singasari sudah lengkap, yaitu pada pemerintahan Kertanegara raja sebagai penguasa tertinggi. Kemudian didampingi dewan penasehat. Di bawahnya masih terdapat pegawai-pegawai yang mengawasi berbagai bidang. Bidang agama, pertahanan dan sebagainya. - Kehidupan Agama, Singasari masa pemerintahan raja Kertanegara, agama Hindu dan Budha sama-sama berkembang. Kertanegara sendiri memeluk Ciwa-Budha, terjadi sinkretisme antara agama Hindu-Budha. Kertanegara menganut aliran Tantrayana. Dengan politik perluasan daerah yang dicanangkan Kertanegara, banyak tentara yang dikirim keluar daerah. Pada waktu sedang sepi penjaga, dan pasukan penjaga istana berkurang, Singasari diserang raja Kediri yaitu Jayakatwang. Kertanegara meninggal dalam peristiwa ini, dicandikan di dua tempat, di Candi Jawi dan candi Singasari. Raden Wijaya dengan bantuan pasukan Tar-Tar (Cina) dapat mengalahkan Jayakatwang, dan mendirikan kerajaan Majapahit. Kertanegara sebagai raja terakhir dan terbesar dari kerajaan Singasari, diabadikan di beberapa tempat. Terkenal Arca Kertanegara yang bernama Joko Dolog di Surabaya. Wafatnya Kertanegara mengakhiri riwayat kerajaan Singasari B. Kehidupan budaya dan arsitektur berkembang berkembang, peninggalannya berupa candi seprti candi Kidal, Jago, Singasari, arca dewi Prajnaparamitha (Perwujudan kendedes) Arca Joko Dolok (perwujudan Kertanegara) 11. Kerajaan Majapahit A. Sumber Sejarah Dari sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa lokasi kerajaan Majapahit diperkirakan terdapat di Trowulan Mojokerto JawaTimur. Raja-raja yang memerintah, Raden Wijaya sebagai pendiri, Jayanegara, Tribuana Tungga Dewi, Hayam Wuruk (mencapai Puncak Kejayaan), Kusuma Wardani/Wikrama Wardana, Suhita ( terjadi perang Paregreg dengan Bre Wirabumi) sehingga majapahit mengalami kemunduran, Kertawijaya, Rajasawardhana, Purwawisesa dansinghawikramawardhana. Keruntuhan Majapahit ditandai dengan candrasangkala Sirno Ilang Kertaning Bumi. (1400 C). - Sumber-sumber sejarah Majapahit yaitu: a. Prasasti Buta (1294 M, prasasti ini dikeluarkan oleh Raden Wijaya setelah ia naik tahta. Prasasti ini memuat peristiwa-peristiwa keruntuhan Kerajaan Singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan) b. Prasasti Kudadu (1294 M, mengenai pengalaman Raden Wijaya sebelum menjadi Raja Majapahit yang telah ditolong oleh Rama Kudadu dari kejaran balatentara Yayakatwang setelah Raden Wijaya menjadi raja dan bergelar Krtajaya Jayawardhana Anantawikramottunggadewa, penduduk desa Kudadu dan Kepala desanya (Rama) diberi hadiah tanah sima) b. Kitab Negarakertagama c. Kitab Pararaton d. Buku-buku kidung, misal: Kidung Ronggolawe, Kidung Sundayana, Kidung Harsawijaya, Kidung Panji Wijaya Krama e. Prasasti-prasasti yang merupakan peninggalan raja Majapahit f. Berita-berita Cina, misal kitab Ying Yai Sheng Lan. Karangan Ma Huan dan catatan-catatan dalam tambo dinasti Ming. Dari sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa lokasi kerajaan Majapahit diperkirakan terdapat di Trowulan Mojokerto JawaTimur. Raja-raja yang memerintah, Raden Wijaya sebagai pendiri, Jayanegara, Tribuana Tungga Dewi, Hayam Wuruk (mencapai Puncak Kejayaan), Kusuma Wardani/Wikrama Wardana, Suhita ( terjadi perang Paregreg dengan Bre Wirabumi) sehingga majapahit mengalami kemunduran, Kertawijaya, Rajasawardhana, Purwawisesa dansinghawikramawardhana. Keruntuhan Majapahit ditandai dengan candrasangkala Sirno Ilang Kertaning Bumi. (1400 C). Berdirinya Majapahit Setelah kerajaan Singasari hancur, Raden Wijaya bersama-sama pengikutnya lari karena dikejar tentara Kediri. Sampai di desa Kudadu mendapat bantuan dari kepala desa di Kudadu, kemudian melanjutkan perjalanan ke Madura minta perlindungan kepada Aria Wiraraja. Raden Wijaya disuruh pura-pura menyatakan takluk, sesudah dipercaya Jayakatwang agar minta daerah di hutan Tarik. Di Tarik tersebut Raden Wijaya mendirikan kerajaan yang kemudian kita kenal dengan kerajaan Majapahit Raja-raja yang memerintah di Majapahit a. Raja pertama Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jaya Wardana (1293-1309 M). Beliau menikah dengan ke empat puteri Kertanegara yaitu: Dyah Dewi Tribuwaneswari (permaisuri), Dyah Dewi Narendraduhita, Dyah Dewi Prajnaparamita, Dyah Dewi Gayatri. Langkah Raden Wijaya mengawini putri Kertanegara diduga berlatar belakang politik, agar tidak terjadi perebutan kekuasaan. b. Setelah Raden Wijaya meninggal, tahta digantikan oleh Jayanegara atau Kala Gemet pada tahun 1309. Beliau merupakan raja yang lemah, sehingga banyak terjadi pemberontakan. Beberapa pemberontakan yang terjadi yaitu: 1). Pemberontakan Ronggolawe dapat diatasi 2). Pemberontakan Lembu Sora, dapat dipadamkan. 3). Pemberontakan Nambi, dapat diatasi 4). Pemberontakan Kuti pada tahun 1319, dapat diatasi berkat jasa Gajah Mada dan jasanya tersebut Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan. Pada tahun 1321 Gajah Mada diangkat menjadi Patih Daha. c. Tribuwanatunggadewi (1328-1350 M) Karena Jayanegara tidak mempunyai putra, tahta seharusnya jatuh ke tangan Gayatri. Karena Gayatri memilih menjadi Biksuni, maka Tribuwanatunggadewi putrinya ditunjuk sebagai wakil dan diangkat menjadi raja ketiga bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardani. Di bawah pemerintahannya terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta, tapi semuanya dapat diatasi oleh Gajah Mada yang telah diangkat sebagai patih Majapahit. Pada saat upacara pelantikan Gajah Mada sebagai Patih Majapahit tahun 1331, beliau mengucapkan sumpah yang terkenal dengan nama Sumpah Palapa. Inti sumpah tersebut adalah bahwa Gajah Mada tidak akan makan Palapa (arti palapa mungkin semacam rempah-rempah), tidak akan bersenang-senang/istirahat sebelum seluruh kepulauan Nusantara bersatu dibawah kekuasaan Majapahit. Tahun 1350 Gayatri wafat, maka Tribuwanatunggadewi yang merupakan wakil ibunya segera turun tahta, menyerahkan tahtanya kepada putranya yaitu Hayam Wuruk. d. Hayam Wuruk (1350-1389 M) Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk ini, Majapahit mencapai jaman keemasannya. Cita-cita Gajah Mada yang diucapkan lewat Sumpah Palapa, disebut pula sebagai Wawasan Nusantara II dapat tercapai. Wilayah Majapahit, hampir sama dengan wilayah Republik Indonesia, maka Majapahit disebut sebagai Negara Maritim Nasional II. Selama pemerintahan Hayam Wuruk terjadi tiga peristiwa penting yaitu: peristiwa Bubad tahun 1357, perjalanan suci Hayam Wuruk ketempat leluhurnya serta upacara Crada yang diadakan untuk memperingati wafatnya Rajapadni tahun 1362. Dalam bidang ekonomi, Majapahit sebagai pusat perniagaan di Asia Tenggara waktu itu. Hasil-hasil yang diperdagangkan adalah beras, rampah-rempah, garam. Terjadi hubungan dengan negara lain seperti Siam, Ligor, Birma, Kamboja dan Annam. a) Hasil sastra jaman Majapahit antara lain: b) Kitab Negarakertagama karangan Prapanca c) Kitab Sutasoma karangan Tantular . Terdapat Kitab “Kutaramanawa” yang berisi tentang aturan hukum di Majapahit. Sepeninggal Hayam Wuruk dan Gajah Mada Majapahit mengalami kemunduran. Pengganti Hayam Wuruk adalah puterinya yang bernama Kusumawardhani. e. Ratu Kusumawardhani (1389-1429 M) Pada masa pemerintahannya terjadi perang saudara dengan Wirabhumi yang disebut perang Paregreg. Berakhir dengan terbunuhnya Wirabhumi. Setelah Kusumawardhani berturut-turut adalah: 1). Dewi Suhita (1429-1447 M) 2). Bhre Tumapel (1447-1451 M) 3). Bhre Kahuripan (1451-1453 M) 4). Purwawisesa (1457-1467 M) 5). Pandan Salas (1467-1478 M) Berakhirnya pemerintahan Pandanalas, diganti dengan pemerintahan Giridrawardhana. Kerajaan Majapahit mulai mundur dan akhirnya runtuh, disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: a. Faktor Politik (dalam dan luar negeri). Tidak adanya negarawan yang tangguh yang dapat mempertahankan kesatuan wilayah yang sangat luas, sepeninggal Hayam Wuruk dan Gajah Mada. disamping itu, Perang saudara yang berlarut-larut antara Wirakrama Wardhana dan Bhre Wirabhumi (perang paregrek) memperlemah Majapahit. b. Faktor Ekonomi Majapahit dulu dapat menyatukan daerah pertanian dan bandar-bandar, setelah ada ekspedisi Cina, bandar-bandar lebih suka langsung berhubungan dengan luar negeri. Bandar lebih demokratis, berusaha melepaskan diri dari Majapahit. c. Faktor Agama Perbedaan ideologi. Penyebaran Islam di Asia Tenggara, melalui jalur perdagangan yang lebih dulu terpengaruh adalah bandar, maka bandar beragama Islam, Majapahit masih Hindu. Bandar-bandar menentang Majapahit. Ada pula pendapat yang mengatakan adanya serangan dari Demak. Dalam serat Kondo dan Babad Tanah Jawi runtuhnya Majapahit ditandai dengan candra sangkala: Sirna Ilang Kertaning Bumi : 1400 C = 1478 M. B. Kehidupan Budaya dan sastra berkembang pesat, peninggalan berupa bangunan, seperti candi Panataran, Sawentar, Sumberjati (Blitar), candi Tegawangi dan Surawana (Pare, Kediri), candi Tikus (Trowulan), Candi Brahu (Mojokerto), Seni sastra : Kitab Negara Kertagama, Sutasoma, Arjunawjiya, Kunjarakarna, Parthayajna, kitab Pararaton, Sundayana, Sorandaka, Ranggalawe, Paniwijayakrama, Usana Jawa

0 komentar:

Posting Komentar